Nationalgeographic.co.id - Apa yang masih menjadi misteri dari sejarah bumi tercinta kita ini adalah keberadaan magnet bumi. Sekitar 2.800 kilometer di bawah kita, terdapat besi cair yang berputar di inti luar bumi. Putaran ini telah menciptakan medan magnet pelindung planet ini.
Meskipun tidak terlihat, medan magnet ini sangatlah penting bagi kehidupan di Bumi karena melindungi planet ini dari hantaman angin matahari, yaitu aliran radiasi dari matahari. Akan tetapi, ilmuwan berpendapat bahwa medan magnet bumi tidak selalu sekuat saat ini.
Mereka mengatakan bahwa medan magnet yang sangat rendah mungkin berkontribusi pada kebangkitan kehidupan hewan. Tentu saja, untuk menguji kaitan ini sangatlah sulit karena terbatasnya data tentang kekuatan medan magnet selama ini.
Namun, dalam studi baru, para peneliti menemukan bukti kuat bahwa medan magnet bumi berada dalam keadaan yang sangat tidak biasa ketika hewan makroskopis pada Periode Ediacaran– 35 hingga 541 juta tahun yang lalu–melakukan diversifikasi dan berkembang biak.
Studi yang mereka publikasikan di jurnal Communications Earth & Environment pada 2 Mei 2024 bertajuk “Near-collapse of the geomagnetic field may have contributed to atmospheric oxygenation and animal radiation in the Ediacaran Period”, telah menimbulkan pertanyaan.
Para peneliti bertanya, “Apakah fluktuasi medan magnet bumi kuno menyebabkan pergeseran tingkat oksigen yang mungkin penting bagi perkembangbiakan kehidupan jutaan tahun yang lalu?”
Periode Ediacaran, yang berlangsung sekitar 635 hingga 541 juta tahun yang lalu, merupakan masa yang sangat penting dalam sejarah bumi. Hal ini menandai era transformatif ketika organisme multiseluler yang kompleks muncul dan menjadi panggung bagi ledakan kehidupan.
Menurut John Tarduno, Profesor William Kenan, Jr. di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan, salah satu bentuk kehidupan paling luar biasa selama Periode Ediacaran adalah fauna Ediacaran. Mereka terkenal karena kemiripannya dengan hewan purba. Bahkan beberapa dari mereka berukuran lebih dari satu meter dan mudah bergerak. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa mereka mungkin membutuhkan lebih banyak oksigen dibandingkan bentuk kehidupan sebelumnya.
“Ide sebelumnya mengenai kemunculan fauna Ediacaran yang spektakuler mencakup faktor genetik atau ekologi yang mendorongnya, tetapi kedekatan dengan medan geomagnetik ultra-rendah memotivasi kami untuk meninjau kembali isu-isu lingkungan, dan, khususnya, oksigenasi atmosfer dan laut,” kata Tarduno.
Tarduno beserta timnya menggunakan strategi dan teknik inovatif untuk menguji kekuatan medan magnet dengan mempelajari magnetisme yang terkunci dalam kristal feldspar dan piroksen kuno dari batuan anorthosite.
Kristal tersebut mengandung partikel magnet yang mempertahankan magnetisasi sejak mineral terbentuk. Dengan menentukan usia batuan, maka peneliti dapat menyusun garis waktu perkembangan medan magnet bumi.
Source | : | University of Rochester |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR