Nationalgeographic.co.id—Derau kendaraan bermotor selalu mengisi suara sibuk kota-kota. Polusi suara seolah jadi wajar. Namun telinga kita tidak selalu kuat mendengar polusi suara dari kendaraan bermotor.
Kendaraan dengan knalpot modifikasi seperti brong atau blombongan berseliweran di kota. Suara mereka lebih bising dari kendaraan dengan knalpot biasa. Lebih mengganggu lagi, suara knalpot modifikasi ini terdengar pada malam hari, ketika kebanyakan orang beristirahat dan membutuhkan ketenangan.
Tanpa melihat pelakunya, kita langsung menduga pasti pelakunya adalah anak-anak muda yang sedang menongkrong, ugal-ugalan di tengah jalan, balap liar, atau yang sedang memamerkan suara kendaraannya.
Padahal, pengendara sangat dekat dengan sumber suaranya. Alih-alih terganggu, mereka justru merasa santai berkendara. Pengetahuan tentang alasan kepribadian di balik orang yang doyan suara knalpot modifikasi belum pernah dikaji.
Suara bising knalpot modifikasi ini membuat penasaran profesor psikologi Julie Aitken Schermer dari University of Western Ontario, Kanada. Melansir CBC, pengguna knalpot modifikasi sering dijumpai di lingkungannya, sampai-sampai mengganggu dirinya dan anjing peliharaannya. Dalam laporan sebelumnya, hewan peliharaan memang sangat sensitif merespons kebisingan.
Akhirnya, Schermer membuat penelitian yang dipublikasikan di jurnal Current Issues in Personality Psychology pada April 2023. Dia menemukan bahwa orang yang berhasrat ingin memiliki atau memiliki kendaraan dengan knalpot modifikasi, dapat diprediksi memiliki kepribadian psikopati dan sadisme.
“Kami menemukan bahwa sadisme dan psikopati memprediksi siapa yang ingin memodifikasi knalpotnya, siapa yang merasa lebih terhubung dengan kendaraannya, dan mereka menganggap mobil bersuara kencang itu sangat keren," terang Schermer di CBC.
"Tampaknya ini merupakan pengabaian yang tidak berperasaan terhadap perasaan dan reaksi orang lain. Itulah psikopati yang muncul dan mereka juga mungkin senang melihat orang-orang terkejut."
Sebelum menemukan jawaban ini, Schermer menduga bahwa keinginan menggunakan knalpot modifikasi didorong oleh narsisme. Dengan suara keras, seolah penggunaan kendaraan berknalpot modifikasi ingin menarik perhatian.
"Bertentangan dengan hipotesis saya, narsisme bukanlah prediktor yang signifikan jika dimensi kepribadian lainnya dimasukkan," tulis Schermer di Psychology Today.
"Hasilnya cukup memprihatinkan karena mereka berpendapat bahwa orang-orang yang membuat kendaraannya berisik mungkin sengaja menyakiti orang lain dan mengganggu mereka dan bahwa orang-orang ii mungkin termotivasi oleh keadaan negatif yang ditimbulkan kepada orang lain," urainya.
Motivasi ini menandakan adanya kepribadian psikopati, yakni bersikap kejam terhadap orang lain. Pada konteks kendaraan berknalpot suara keras, pengendara punya ketidakpedulian terhadap perasaan orang lain.
Hal ini berhubungan juga dengan sadisme. Kepribadian ini bisa dapat ditunjukkan ketika seseorang menikmati jika orang lain dirugikan atau kesakitan, seperti kasus perundungan.
"Karena sistem knalpot yang keras mungkin membuat takut atau mengagetkan orang lain, saya memperkirakan bahwa sadisme sehari-hari akan memprediksi secara positif orang-orang yang akan memodifikasi kendaraan mereka untuk menjadikannya lebih keras," jelas Schermer.
Baca Juga: Dalam Buruknya Lalu Lintas, Ada Korelasi Pemerintahan yang Korup
Penelitian Schermer dilakukan dengan survei kepada 529 mahasiswa S1, terdiri dari 289 laki-laki, 234 perempuan, dan enam orang mengidentifikasi diri sebagai "lainnya". Survei yang diberikan memuat pertanyaan tentang pandangan para mahasiswa terhadap mobil dan knalpot modifikasinya.
Isi kuesionernya, sebagaimana yang dikutip dari abstrak penelitian, termasuk, "apakah memandang mobil sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri, seberapa besar mereka menganggap mobil bersuara keras itu 'keren', dan akankah mereka mobilnya dibuat bersuara keras dengan knalpot modifikasi?"
Selain itu ada kuesioner untuk menggambarkan kepribadian Short Dark Tetrad (SD4), berhubungan dengan penilaian psikopati, narsisme, sifat licik dan manipulatif (machiavellianisme).
Hasilnya, seperti yang dijelaskan sebelumnya, tidak sesuai dengan dugaan Schermer terkait narsisme. Laki-laki menjadi yang sangat tinggi untuk nilai kepribadian psikopati dan sadisme.
Peminat Knalpot Modifikasi Tidak Selalu Sama
Perlu dicatat, penelitian ini dilakukan di Kanada. Tidak semua anak muda pemilik kendaraan berknalpot modifikasi, atau yang ingin memodifikasi knalpot bisa sama. Di Indonesia, pemilik kendaraan berknalpot modifikasi sangat banyak dan didominasi kendaraan beroda dua.
Jarang ada penelitian yang membahas kepribadian pemilik kendaraan berknalpot modifikasi. Beberapa penelitian menyingkap anak-anak muda punya alasan teknis untuk mengganti knalpotnya.
Tim penelitian dari Universitas Jember yang dipimpin Septianto Hary Prassetyo, misalnya. Temuan mereka jurnal Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Ilmu Pendidikan, Juni 2023 menyingkap bahwa anak-anak SMA menggunakan knalpot modifikasi ingin meningkatkan performa mesin.
"Hal itu dapat terjadi karena lubang yang ada di dalam knalpot brong yang besar, sehingga udara yang keluar dari efek pembakaran mesin dapat keluar dengan maksimal," terang para peneliti.
Oleh karena itu, penelitian kepribadian anak muda pengguna kendaraan berknalpot modifikasi perlu diperluas dan diadakan, terang Schermer. Dengan demikian penegak hukum dapat memberikan pembinaan, alih-alih sekadar hukuman.
"Meskipun studi ini merupakan studi percontohan dan memerlukan replikasi, hasilnya mungkin sangat memprihatinkan karena beberapa media melaporkan bahwa frekuensi kendaraan dengan sistem pembuangan yang bersuara keras telah meningkat," tutup Schermer.
Source | : | Psychology Today,pubmed.ncbi.nlm.nih.gov,CBC |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR