Sistem Kasta
Di India ada 5 kasta besar yaitu Brahmana (pendeta). Kshatriya (pejuang, penguasa), Vaisya (pedagang terampil, pedagang dan pejabat kecil), Sudra (pekerja tidak terampil), dan Paria (beberapa orang menyebut Harijan, atau orang buangan, atau orang yang ‘tak tersentuh’, ‘anak-anak Tuhan’).
Selain ada 5 kasta besar di India, ada juga sekitar 3.000 kasta dan lebih dari 25.000 subkasta. Namun jangan kaget, di India kasta tinggi dan kasta rendah hidup terpisah, dan bahkan sekarang pun ada beberapa kasta tinggi yang tidak mau berbagi air, makanan hidup, dan segala sesuatunya dengan kasta rendah.
Di Bali, kondisi sosialnya lebih setara dan berbaur, yakni hanya memiliki 4 kasta tanpa subkasta. Ada Brahmana (pendeta). Ksatria (pejuang, penguasa), Vaisya (pedagang terampil, pedagang dan pejabat kecil), dan Sudra (pekerja tidak terampil).
Dan lebih dari itu, kehidupan masyarakat di Bali saat ini lebih humanis. Sebab, pemerintah setempat telah melarang memperlakukan orang sesuai kasta.
Perbedaan perekonomian antara kasta tinggi dan kasta rendah perlahan terkikis dan membuat umat Hindu Bali lebih santai dibandingkan umat Hindu India.
Perbedaan lain yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah masyarakat Hindu Bali memberi nama pada anak mereka sesuai dengan kasta dan urutan kelahirannya.
Untuk kasta Brahmana, mereka akan menggunakan ‘Ida Bagus’ untuk laki-laki dan ‘Ida Ayu’ untuk perempuan.
Untuk Ksatria, nama yang digunakan adalah Anak Agung, Cokorda, Desak atau Gusti. Atau ada pula yang menggunakan Dewa atau Dewa Ayu.
Untuk Waisya ada nama Ngakan, Kompyan atau sang, atau Si. Adapun untuk Sudra, mereka tidak akan menggunakan nama khusus. Mereka hanya menggunakan nama sesuai urutan kelahirannya.
Nama menurut urutan lahir di Bali adalah anak pertama diberi nama Wayan, Putu, atau Gede. Anak kedua atau anak tengah diberi nama Made atau Nengah.
Baca Juga: Apa Itu Mepamit dan Dharma Suaka dalam Ritual Pernikahan Adat Bali?
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR