Perlengkapan Biksu Shaolin
Sebenarnya mereka tidak memiliki perlengkapan tempur yang terstandar. Kebanyakan biksu pejuang menggunakan “Shao Lin Gun”, besi yang dilengkapi cincin tembaga–senjata yang paling sering digunakan.
Kendati demikian, mereka juga tidak ragu untuk menggunakan senjata lainya seperti pedang, busur, panah, senjata api, atau bahkan bahan pembakar. Para biksu juga bertempur sebagai pasukan kavaleri.
Kebanyakan biksu shaolin mungkin bertempur tanpa baju besi, tetapi setidaknya beberapa diketahui memakai baju besi bambu di atas baju besi kulit.
Dinasti Ming Kekaisaran Tiongkok dan Zaman Keemasan
“Pada tahun 841, Kaisar Tang Wuzong takut akan kekuatan umat Buddha, jadi dia menghancurkan hampir semua kuil di kekaisarannya dan memerintahkan para biksu untuk dicopot atau bahkan dibunuh,” kata Kallie. “Namun, Wuzong mengidolakan leluhurnya, Li Shimin, sehingga dia mengampuni Shaolin.”
Pada tahun 907, Dinasti Tang runtuh dan terjadi kekacauan 5 Dinasti dan 10 periode Kerajaan. Keluarga Song akhirnya menang dan mengambil alih kekuasaan di wilayah tersebut hingga tahun 1279.
Hanya sedikit catatan tentang nasib Shaolin selama periode ini yang bertahan, namun diketahui bahwa pada tahun 1125, sebuah kuil dibangun untuk Bodhidharma, setengah mil dari Shaolin.
Setelah Song jatuh ke tangan penjajah, Dinasti Yuan Mongol berkuasa hingga tahun 1368, menghancurkan Shaolin sekali lagi saat kekaisarannya runtuh selama pemberontakan Hongjin (Serban Merah) pada tahun 1351.
Legenda menyatakan bahwa seorang Bodhisattva yang menyamar sebagai pekerja dapur menyelamatkan kuil tersebut, namun kuil tersebut justru dibakar habis.
Selama era Dinasti Ming, mereka bergabung dengan pasukan Ming lainnya. Namun, mereka berada dalam detasemen khusus biksu yang independen dan dipimpin oleh komandan dari kalangan mereka sendiri.
Baca Juga: Kisah Lady Cui, Selir Dinasti Ming yang Lolos dari Pembantaian Yongle
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR