“Laba-laba adalah kelompok yang agak langka, hanya diketahui pada saat itu dari garis keturunan primitif, dan mereka berbagi ekosistem ini dengan berbagai arakhnida yang telah lama punah,” kata Dunlop.
“Douglassarachne acanthopoda adalah contoh yang sangat mengesankan dari salah satu bentuk hewan punah ini. Kaki fosil yang sangat berduri mengingatkan kita pada laba-laba pemanen modern, namun bentuk tubuhnya sangat berbeda, sehingga kemungkinan masuk kelompok arakhnida lain,” ujarnya.
Hal ini membuat kedua ilmuwan menyimpulkan bahwa ia tidak termasuk dalam ordo arakhnida mana pun yang diketahui.
Sayangnya, detail seperti bagian mulut tidak dapat dilihat, sehingga sulit untuk mengatakan secara pasti kelompok arakhnida mana yang merupakan kerabat terdekatnya, kata Selden.
“Bisa jadi milik kelompok yang lebih luas, termasuk laba-laba, laba-laba cambuk, dan kalajengking cambuk. Apa pun kesamaan evolusionernya, arakhnida berduri ini tampaknya berasal dari masa ketika arakhnida sedang bereksperimen dengan berbagai bentuk tubuh yang berbeda. Beberapa di antaranya kemudian punah, mungkin selama apa yang disebut 'Runtuhnya Hutan Hujan Karbon', tidak lama setelah usia Mazon Creek ketika hutan batu bara mulai terfragmentasi dan mati. Atau mungkin arakhnida aneh ini bertahan hingga akhir kepunahan massal Permian?"
Menurut tim peneliti, lokasi fosil Mazon Creek adalah salah satu jendela terpenting menuju kehidupan di akhir Zaman Karbon, yang menghasilkan beragam tumbuhan dan hewan yang menakjubkan.
Source | : | University of Kansas |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR