Anne, yang disebut sebagai “istri jelek”, diceraikan 6 bulan kemudian. Ia beruntung bisa hidup damai sebagai “adik raja” sampai kematiannya pada bulan Juli 1557.
Catherine Howard (1523-1542), istri yang dihargai tapi kemudian dieksekusi
Henry menikah dengan Catherine Howard—seorang dayang Anne of Cleves—pada bulan Juli 1540 (dia berusia antara 17 dan 19 tahun saat itu). Sang raja mengalami kelebihan berat badan dan tidak bisa berjalan saat itu.
Dikatakan senang dengan pengantin barunya yang cerewet, Henry VIII menghujani Catherine dengan hadiah dan memanggilnya “mawar tanpa duri.” Namun kurang dari setahun setelah pernikahan mereka, rumor perselingkuhan muncul.
Raja membuktikan bahwa istri keempatnya melakukan hubungan seks bebas. Catherine dieksekusi karena perzinahan dan pengkhianatan di Tower Green pada 13 Februari 1542.
Catherine Parr (1512-1548), pembawa perdamaian yang hidup lebih lama dari Henry VIII
Henry VIII menikahi istri keenamnya, Catherine Parr, pada bulan Juli 1543. Tak hanya terkenal sebagai eorang janda yang bersemangat dan berpendidikan, Catherine juga menunjukkan minat pada agama Kristen. Karena alasa itu, Henry pun menikahinya.
Catherine Parr berhasil menghindari nasib para pendahulunya, membawa stabilitas dan perdamaian ke dalam istana. Ia juga menjadi ibu tiri yang baik dan penuh perhatian bagi anak-anak Henry VIII.
Dari semua istri Henry, Borman mengatakan Catherine Parr memiliki pengaruh paling besar di berbagai bidang. Termasuk budaya istana, agama, peran perempuan dan pendidikan anak-anak Henry.
“Dia juga membujuk Henry untuk mengembalikan putrinya Mary dan Elizabeth ke urutan suksesi dan bertindak sebagai Bupati ketika Henry berperang dengan Prancis,” jelas Borman.
Catherine meninggal pada tahun 1548, setahun setelah kematian Henry VIII.
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR