Baca Juga: Singkap Dinamika Kekuasaan di dalam Tembok Harem Kekaisaran Tiongkok
Kaisar dan pejabat di Kekaisaran Tiongkok pun suka berjudi
Namun hal ini tidak menghentikan perkembangan perjudian. Masih banyak lagi cerita menggelikan tentang perjudian yang tercatat pada dinasti-dinasti berikutnya. Misalnya, menurut Kitab Han, Kaisar Xuan dari dinasti Han adalah seorang yang gila judi sebelum ia menduduki takhta.
Dia berutang banyak kepada seorang pria bernama Chen Sui. Setelah ia naik takhta, Kaisar Xuan menunjuk Chen untuk menjadi kepala prefektur Taiyuan sebagai bentuk pembayaran.
Pada tahun-tahun akhir Dinasti Han, permainan lain muncul, yang dikenal sebagai chupu. Chupu adalah permainan untung-untungan, di mana orang melempar lima dadu datar yang terbuat dari kayu. Setiap dadu memiliki dua sisi, satu hitam, dan satu putih.
Siapa pun yang mendapatkan lebih banyak warna hitam memenangkan permainan. Permainan ini masih menjadi tren hingga Dinasti Song dan chupu menjadi ungkapan untuk perjudian.
Menurut A New Account of the Tales of the World, jenderal militer Wen Jiao dari Dinasti Jin Timur adalah penggemar berat chupu. Dia sering memainkan permainan ini dengan pedagang lokal dan kehilangan banyak uang.
Dia bahkan pernah mempertaruhkan dirinya sendiri sebagai jaminan atas utang judinya. Kemudian temannya mengeluarkan sejumlah uang untuk membelinya dari kehidupan sebagai budak.
Pada Dinasti Tang, pertarungan jarung menjadi populer. Popularitasnya bertahan pada dinasti Song dan Ming berikutnya. Jia Sidao, perdana menteri Dinasti Song, begitu sering terlibat dalam pertarungan jangkrik sehingga ia dijuluki “Tuan Jangkrik”.
Kaisar Xuande dari Dinasti Ming juga disebut “Kaisar Jangkrik” karena alasan yang sama. Dia bahkan mempromosikan seorang pejabat yang menemukan jangkrik yang kuat untuknya. Meskipun Kaisar Xuande sebenarnya adalah seorang kaisar yang cukup sukses dalam hal lain, hobi ini menjadi noda pada reputasinya.
Kaisar Daozong dari Dinasti Liao juga seorang penjudi terkenal. Menurut The History of Liao, pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya, Daozong bahkan memerintahkan para pejabat untuk melemparkan dadu. Tujuannya untuk memutuskan siapa yang akan mendapat promosi.
Pada dinasti Ming dan Qing, permainan kartu mulai populer. Mahyong juga ditemukan dan perjudian menjadi lebih luas dibandingkan sebelumnya. Dalam The Sketch Book of Liaozuo, sarjana Dinasti Qing, Wang Yiyuan menggambarkan orang-orang bermain siang dan malam. Seluruh negeri tampak gila.
Perjudian tetap ada di masing-masing dinasti ini, meskipun ada undang-undang yang melarangnya. Penulis Qing Pu Songling memperingatkan bahayanya, sebuah pengingat yang masih berlaku hingga saat ini.
Baca Juga: Chang'an, Ibu Kota Terpenting dan Terbesar di Kekaisaran Tiongkok
“Tidak ada apa pun di bawah langit yang dapat menghancurkan sebuah keluarga lebih cepat daripada perjudian. Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat menghancurkan integritas moral seseorang lebih buruk daripada perjudian.”
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR