Ketika Xianzong naik takhta pada tahun 1464, ia ingin menjadikan Wan sebagai permaisurinya. Tapi akhirnya dia "hanya" bisa memberinya gelar Guifei (permaisuri terhormat) karena keberatan dari ibunya, Ibu Suri Zhou.
Ibu Suri Zhou memilih seorang istri muda dan cantik bermarga Wu untuk Xianzong dan juga banyak selir lainnya. Namun Xianzong hanya mencintai Wan. Ia bahkan menyingkirkan Permaisuri Wu karena memukuli Wan.
Sang kaisar melakukan upaya kedua untuk mencalonkan Wan sebagai permaisuri. Namun upaya tersebut kembali gagal. Meski demikian, banyak pihak mengakui bahwa Wan adalah salah satu wanita paling berkuasa di istana, hanya berada di urutan kedua setelah Ibu Suri Zhou.
"Wan yang tidak memiliki anak menjadi terkenal karena kekejamannya," ujar Yunfei. Ya, banyak isu beredar yang menyubutkan bahwa Wan kerap menganiaya selir yang sedang hamil demi mempertahankan kedudukannya.
Namun, isu tersebut tak mengubah rasa cinta Xianzong terhadap Wan. Kasih sayang Xianzong kepada Wan bertahan hingga dia meninggal pada usia 58 tahun pada tahun 1487. Setelah kematian Wan, dia berhenti memegang pemerintahan Kekaisaran Tiongkok selama 7 hari dan meninggal beberapa bulan kemudian.
Kaisar Guangwudi dari Dinasti Han Timur
Liu Xiu, pendiri dinasti Han Timur, konon jatuh cinta pada istrinya, Yin Lihua, pada pandangan pertama. Liu yang berasal dari garis keturunan kerajaan yang digulingkan bertemu Yin ketika dia masih menjadi warga sipil.
Ia konon berseru bahwa mimpinya adalah menjadi seorang zhijinwu (pejabat yang bertanggung jawab atas rombongan yang menjaga istana). Dan menikahi wanita cantik seperti Yin Lihua.
Tiga bulan setelah Yin dan Liu menikah, Liu dikirim untuk melawan panglima perang di Luoyang oleh Kaisar Gengshi. Setelah berpisah selama lebih dari 2 tahun, pasangan itu tidak bertemu lagi sampai Liu menjadi kaisar.
Selama 2 tahun itu, Liu menikah secara politik dengan Guo Shengtong, yang keluarganya lebih berkuasa daripada keluarga Yin. Karena keprihatinan politik, Yin bersikeras agar Liu menjadikan Guo sebagai permaisuri.
Namun, pada tahun 41 M, Liu malah menurunkan jabatan Guo dan menjadikan Yin sebagai permaisuri. Pada tahun 43, ia menggantikan putra tertua Guo dengan putra tertua Yin sebagai putra mahkota.
Baca Juga: Singkap Dinamika Kekuasaan di dalam Tembok Harem Kekaisaran Tiongkok
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR