Nationalgeographic.co.id—Menurut pakar dunia hewan, evolusi gajah dan manusia berbeda puluhan juta tahun yang lalu, namun kedua spesies ini kompleks secara sosial dan sangat komunikatif. Fungsi gajah dalam unit keluarga, kelompok sosial, dan struktur klan yang lebih besar mirip dengan jaringan sosial kompleks yang dipelihara oleh manusia.
Para peneliti berpendapat, kebutuhan serupa kemungkinan mendorong pengembangan pelabelan vocal arbitrary – penamaan individu lain dengan suara abstrak – pada kedua spesies.
Dalam studi baru yang dilakukan oleh ilmuwan di Colorado State University, menemukan bahwa gajah liar Afrika menyapa satu sama lain dengan panggilan seperti nama, sebuah kemampuan langka yang dimiliki hewan bukan manusia.
Dengan berbekal mesin pembelajaran, para peneliti mencoba melakukan komunikasi suara panggilan dengan para gajah. Panggilan gajah tersebut berisi komponen yang mirip sebuah nama yang mengidentifikasi penerima yang dituju.
Ternyata, gajah merespons secara positif panggilan yang ditujukan kepada mereka dengan memanggil balik atau mendekati pembicara. Panggilan yang ditujukan untuk gajah lain justru kurang mendapatkan reaksi.
Hasil studi ini dipublikasikan pada 10 Juni di jurnal Nature Ecology and Evolution bertajuk “African elephants address one another with individually specific name-like calls.”
“Lumba-lumba dan burung beo memanggil satu sama lain dengan ‘nama’ lewat meniru panggilan khas lawan bicaranya,” kata penulis utama Michael Pardo, yang melakukan penelitian sebagai peneliti pascadoktoral NSF di CSU dan Save the Elephants, sebuah organisasi penelitian dan konservasi yang berbasis di Kenya.
“Sebaliknya, data kami menunjukkan bahwa gajah tidak bergantung pada peniruan panggilan penerima untuk memanggil satu sama lain, yang lebih mirip dengan cara kerja nama manusia,” tambahnya.
Kemampuan untuk belajar menghasilkan suara baru jarang terjadi pada hewan tetapi diperlukan untuk mengidentifikasi individu berdasarkan namanya.
Arbitrary communication - di mana suara mewakili sebuah ide tetapi tidak menirunya - sangat memperluas kemampuan komunikasi dan dianggap sebagai keterampilan kognitif tingkat berikutnya. Dan gajah memiliki kemampuan ini.
Baca Juga: Dunia Hewan: Shoebill, Burung Langka yang Dianggap Pembawa Sial
Source | : | Colorado State University News |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR