Nationalgeographic.co.id - Anda mungkin jengkel ketika berswafoto, muka terlihat mengkilap di kening atau pipi. Kilapan ini disebabkan minyak di wajah kita.
Padahal, tidak semua orang suka dengan kondisi ini, terutama jika hendak bertemu seseorang yang penting, sehingga harus membawa kertas minyak wajah dan membersihkannya di toilet.
Minyak ini pula yang menjadi salah satu alasan wajah kita bisa muncul jerawat. Meski menjengkelkan, minyak di wajah sebenarnya baik untuk kelembaban kulit dan mencegah pertumbuhan bakteri. Dari mana minyak di wajah kita?
Kelenjar minyak di tubuh kita
Minyak yang ada di tubuh berasal dari kelenjar minyak dalam kulit kita. Sebum atau minyak kulit mengandung asam lemak, trigliserida, lilin ester yang dihasilkan asam lemak dan alkohol lemak, skualena, dan kolesterol. Lilin ester dan skualena dari makhluk lain sering dimanfaatkan membuat produk kecantikan.
Jika Anda melihat ilustrasi anatomi kulit, kelenjar minyak terletak dekat dengan rambut atau bulu. Hanya saja, kelenjar ini paling banyak terdapat di kulit bagian wajah dan kepala. Itu sebabnya, wajah dan kepala kita lebih sering dalam kondisi berminyak.
Baik bagi kulit wajah maupun rambut di kepala, produksi minyak bisa menjaga mereka tetap lembap. Akan tetapi, produksinya yang berlebih bisa menyebabkan rambut lembap dan susah diatur. Sementara pada wajah, produksi minyak berlebih dapat menyebabkan komedo dan jerawat.
Produksi minyak ini berasal dari kumpulan hormon seks kita (androgen). Dari semua hormon seks tersebut, testosteron adalah yang paling aktif, baik oleh pria dari testis maupun wanita dari ovarium.
Ketika menginjak usia remaja atau memasuki usia pubertas, pria biasanya memiliki jumlah hormon yang banyak sehingga menghasilkan lebih banyak minyak daripada wanita. Itu sebabnya, banyak laki-laki pada tingkat SMP mungkin mulai memiliki jerawat dengan jumlah yang sangat banyak.
Semakin matang organ reproduksi, masa pubertas pun berlalu. Produksi minyak pada kulit pun menurun yang menyebabkan kulit kering di usia dewasa.
Baca Juga: Tren Kecantikan Sejarah Dunia Kuno yang Aneh untuk Dunia Kini
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR