Pertempuran yang akan dibahas dalam artikel ini terjadi selama Perang Austria-Turki tahun 1788-1791, salah satu dari serangkaian peperangan yang terjadi antara kedua imperium dalam perebutan kendali atas wilayah selatan Eropa Timur.
Kaisar Romawi Suci Joseph II dikenang sebagai pemimpin yang tercerahkan, meskipun kebijakan luar negerinya dianggap buruk selama 25 tahun masa pemerintahannya. Ia juga mengalami berbagai kemalangan.
Meskipun memiliki 16 saudara kandung, dan saudaranya sekaligus penerusnya, Leopold II, memiliki 18 anak (bandingkan dengan 14 kehamilan penghuni permanen Taj Mahal), kedua pernikahan Joseph II tidak bahagia dan kedua putrinya meninggal saat masih kecil.
Sebelum wafat pada tahun 1790, sang kaisar juga harus menyaksikan dimulainya Revolusi Prancis dengan di攻陷 (gōng xiàn - direbutnya) Bastille pada 14 Juli 1789. Ratu Prancis saat itu adalah saudara perempuannya, Marie Antoinette yang dibenci rakyat, yang kemudian akan dihukum mati dengan guillotine pada tahun 1793.
Bersamaan dengan itu, perang berdarah antara Rusia dan Ottoman sedang berlangsung. Rusia berhasil merebut kembali wilayah pesisir Laut Hitam bagian timur dan utara dari tangan Kekhalifahan Ottoman.
Beberapa nama kota dan daerah yang saat ini menjadi berita terkait perang Rusia-Ukraina, seperti Kerch, semenanjung Krimea, dan pantai antara muara Bug Selatan dan pelabuhan kuno Odessa, direbut oleh Rusia dari Ottoman.
Pertempuran ini memakan banyak korban. Dalam situasi inilah, seperti dilansir dari laman The Friday Time, Pertempuran Karánsebes terjadi.
Dimulai dari tong rampasan
Di awal tahun 1788, pasukan Ottoman berhasil menguasai Vetterani's Hole, sebuah titik sempit yang penting di Sungai Donau, sekitar 150 kilometer di hilir dari Beograd.
Kemenangan ini diperoleh dengan pengorbanan besar dari pasukan. Di wilayah ini, Sungai Donau menjadi pembatas antara Rumania di utara dan Serbia di selatan. Kekalahan ini dianggap serius oleh Istana Habsburg karena membahayakan posisi mereka di Hongaria.
Setelah menguasai Vetterani's Hole, pasukan Ottoman di bawah pimpinan Grand Vizier Koca Yusuf Pasha menyeberang sungai ke arah Rumania dan bergerak menuju Hongaria.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Mengapa Jerman Urung Serang Swiss Lewat Operasi Tannenbaum?
KOMENTAR