Untuk merebut kembali wilayah tersebut, Kaisar Joseph II mengumpulkan pasukan besar berjumlah seratus ribu orang. Pasukan ini terdiri dari tentara Austria, Jerman, Ceko, Serbia, Prancis, Kroasia, Italia, Polandia, dan Slovakia.
Mereka semua berbicara bahasa sendiri-sendi. Ketidakmampuan berkomunikasi antarpasukan ini menimbulkan kekacauan, terlebih lagi ketika mereka mabuk minuman lokal.
Sang Kaisar berkemah di antara Salona dan Slatina bersama 40.000 pasukan. Ia mengirim regu Hussar (kavaleri ringan) untuk mencari lokasi perkemahan yang lebih baik dan sekaligus mencari keberadaan pasukan Ottoman yang dilaporkan sedang menuju ke sana.
Regu Hussar bergerak menuju desa Karansebes di pertemuan Sungai Termez dan Sebes. Mereka menyeberangi Sungai Termez dan berhenti untuk bermalam.
Sebuah kontingen ditugaskan untuk patroli malam. Mereka bertemu sekelompok orang gipsi. Saat digeledah, para perantau ini kedapatan membawa muatan tong Schnapp, minuman buah keras beralkohol 30-40%.
Para prajurit yang lelah perang ingin bersantai sebelum pertempuran yang diperkirakan terjadi keesokan harinya. Mereka mengambil alih minuman tersebut dari para gipsi dan mulai berpesta pora.
Sementara itu, kontingen infanteri Austria menyeberangi sungai dan mendapati rekan kavaleri mereka sedang bersenang-senang. Mereka juga menginginkan satu atau dua tong minuman, tetapi rekan Hussar mereka, yang rela mati untuk membela mereka, menolak berbagi rampasan ‘beracun’ itu.
Kedua kelompok tersebut mulai bertengkar yang kemudian berubah menjadi adu jotos. Di tengah situasi panas dan malam yang gelap, tiba-tiba terdengar suara tembakan.
Seketika, para Hussar dan infanteri saling baku tembak. Mengetahui Hussar mabuk berat, seseorang di infanteri berteriak, "Turci, Turci" (Turki, Turki). Para Hussar kabur meninggalkan tong-tong minuman tersebut kepada infanteri.
Karena kontingen infanteri terdiri dari tentara berbagai negara, banyak dari mereka tidak mengerti tipu muslihat yang dilakukan rekan senegaranya dan ikut kabur mengejar para Hussar. Semua orang mulai menembak ke segala arah, ke mana pun mereka melihat bayangan.
Melihat situasi semakin tidak terkendali, beberapa perwira yang menyadari kekacauan itu berteriak dalam bahasa Jerman, "Halten, Halten" (Berhenti, Berhenti).
Baca Juga: Sejarah Dunia: Fakta Seputar Kehidupan Fantastis Raja Kokain Pablo Escobar
KOMENTAR