Model ini, seperti dilansir dari The Guardian, menghitung jumlah tambahan CO2 atmosfer yang dapat ditangkap dan disimpan oleh satwa liar di dalam tanah melalui interaksi mereka di dalam ekosistem.
Kawanan bison Eropa yang merumput di area seluas hampir 50 km persegi padang rumput di pegunungan Țarcu ditemukan berpotensi menangkap tambahan 54.000 ton karbon per tahun.
Angka ini, seperti dipublikasikan di Journal of Geophysical Research: Biogeosciences, hampir 9,8 kali lipat lebih banyak dibandingkan tanpa bison. Namun, penulis laporan mencatat angka tersebut bisa jadi 55% lebih tinggi atau lebih rendah.
JIka saja angka ini sudah pasti, maka jumlahnya setara dengan CO2 tahunan yang dikeluarkan oleh 43.000 mobil bensin rata-rata AS.
Bahkan, jika menggunakan angka yang lebih tinggai, bisa mencapai 84.000 mobil bensin rata-rata AS. Untuk di Eropa, yang efisiensi energinya lebih tinggi, maka jumlahnya menembus 123.000 mobil rata-rata Eropa.
Solusi iklim berbasis alam
Profesor Oswald Schmitz dari Yale School of Environment di Connecticut, AS, yang merupakan penulis utama laporan tersebut, menjelaskan bagaimana hal tersebut bisa didapat dari kawanan bison.
"Bison memengaruhi ekosistem padang rumput dan hutan dengan merumput secara merata, mendaur ulang nutrisi untuk menyuburkan tanah dan semua kehidupannya, menyebarkan benih untuk memperkaya ekosistem, dan memadatkan tanah untuk mencegah karbon yang tersimpan dilepaskan," tuturnya.
Hewan-hewan ini telah mengalami evolusi selama jutaan tahun di ekosistem padang rumput dan hutan. Sayangnya, penghilangan habitat mereka, terutama di padang rumput yang telah dibajak, menyebabkan pelepasan karbon dalam jumlah besar.
Memulihkan ekosistem ini menjadi penting untuk mengembalikan keseimbangan, dan bison yang “liar kembali” menjadi pahlawan iklim yang berpotensi membantu mencapai tujuan ini.
Menurut Alexander Lees, seorang pembaca dalam bidang keanekaragaman hayati di Manchester Metropolitan University, penelitian ini memberikan argumen yang meyakinkan untuk reintroduksi bison Eropa sebagai solusi iklim berbasis alam.
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Spesies Pertama yang Tidak Butuh Oksigen untuk Hidup
KOMENTAR