Mitos ini melambangkan fragmentasi jiwa dan reunifikasi yang tak terelakkan, menjadi sentral dalam pemahaman Orphic tentang kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali. Konon, para Titan menipu Dionysus dengan mainan, lalu membunuhnya dan memakan dagingnya.
"Hal inilah yang mendasari vegetarianisme mereka," ungkap Mitchell.
Menurut Misteri Orphic, setiap manusia memiliki percikan ilahi, fragmen dewa Dionysus yang tertanam dalam diri mereka. Percikan ini menghubungkan manusia dengan alam ilahi dan menjadi dasar keyakinan mereka pada esensi ilahi di dalam diri setiap individu.
Ajaran etis Orphic pun menekankan kesucian, kesalehan, dan pengejaran pengetahuan sebagai sarana untuk mencapai peningkatan spiritual dan reunifikasi akhir dengan sang pencipta.
Sayangnya, banyak informasi tentang Orphism berasal dari sumber yang mencemooh, sehingga sulit untuk memisahkan praktik nyata mereka dengan fiksi, beberapa sumber kuno yang terpercaya memberikan gambaran sekilas tentang keyakinan dan ritual mereka.
Jika sumber-sumber ini akurat, Orphism menekankan konsep Adikia, yaitu pantang menyakiti makhluk hidup apapun. Pembunuhan dan kekerasan sangat dilarang. Mereka menjalani gaya hidup asketis yang ketat dengan aturan-aturan kaku.
"Beberapa sumber bahkan mengklaim bahwa Orphism menganut selibat. Hal ini mungkin masuk akal mengingat beberapa mitos menceritakan Orpheus dicabik-cabik setelah bersumpah selibat," papar Mitchell.
Plato melukiskan gambaran tentang para pendeta Orphic yang cukup menarik. Mereka digambarkan sebagai pengganggu yang mendatangi orang-orang Yunani kaya dengan membawa kitab suci, menawarkan pembersihan jiwa dengan imbalan donasi.
Plato menganggap gagasan kitab suci tunggal itu aneh dan baru, mungkin karena sebagian besar tradisi keagamaan pada saat itu bersifat lisan. Sayangnya, tidak ada satupun kitab suci Orphic yang berhasil bertahan hingga saat ini.
Jiwa, akhirat dan filsafat Yunani
Meski Orphism tergolong agama esoteris, bukan berarti ia tak memengaruhi kepercayaan utama Yunani seiring berjalannya waktu. Orphism menawarkan gagasan yang jauh berbeda dari pandangan Homer tentang alam baka, yang digambarkan sebagai dunia suram dan kelam di bawah tanah.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Silsilah Tersembunyi Ilmuwan Yunani Pythagoras
KOMENTAR