Orphism membawa harapan yang lebih optimistis - dengan kerja keras, seseorang bisa mencapai transendensi dan kebahagiaan kekal. Pandangan yang lebih ceria ini secara signifikan memengaruhi praktik keagamaan dan pemikiran filsafat di dunia Yunani kuno.
Penekanan Orphism pada sifat ilahi jiwa dan potensinya untuk menjadi abadi memengaruhi berbagai aliran filsafat, khususnya Pythagoreanisme dan Platonisme. Pythagoras, yang sendiri terpengaruh oleh doktrin Orphic, mengadopsi gagasan tentang keabadian dan transmigrasi jiwa.
Kepercayaan ini menjadi landasan pemikiran Pythagorean, yang menyatakan bahwa jiwa menjalani rangkaian reinkarnasi dan pada akhirnya dapat dimurnikan melalui kontemplasi filsafat, kehidupan etis (dan matematika).
Plato, salah satu filsuf paling berpengaruh dalam pemikiran Barat, juga mengintegrasikan konsep Orphic ke dalam filsafatnya. Dalam dialog-dialog seperti "Phaedo" dan "Republic," Plato mengelaborasi gagasan tentang keabadian jiwa dan perjalanannya menuju alam keberadaan yang lebih tinggi dan lebih sempurna.
Ia menggambarkan jiwa sebagai sesuatu yang pada dasarnya ilahi dan mampu mencapai pengetahuan sejati serta bentuk-bentuk eternal melalui pemurnian intelektual dan moral. Kedengarannya sangat mirip, bukan?
Lebih lanjut, tema-tema Orphic ditemukan dalam karya para filsuf dan gerakan keagamaan di masa setelahnya. Periode Hellenistik menyaksikan perpaduan gagasan Orphic, Pythagorean, dan Platonis, yang berkontribusi pada perkembangan Neoplatonisme.
Para Neoplatonis seperti Plotinus menekankan pendakian jiwa menuju Yang Tunggal, sumber utama segala keberadaan, melalui praktik spiritual dan kontemplasi filsafat. "Sintesis ini membawa konsep Orphic tentang jiwa dan kehidupan setelah kematian ke akhir zaman kuno, memengaruhi pemikiran Kristen awal dan tradisi spiritual lainnya," papar Mitchell.
Kesimpulan
Mungkin Misteri Orphic tak se-misterius julukannya, namun fokus mendalam pada perjalanan dan pemurnian jiwa menawarkan perspektif unik dan transformatif dalam ranah agama Yunani kuno.
Berakar pada beberapa mitos Yunani kuno yang paling menarik, misteri ini menekankan keabadian jiwa, siklus reinkarnasinya, serta kemungkinan mencapai kebahagiaan kekal melalui kehidupan etis dan kesucian ritual.
Pengaruhnya tak hanya pada praktik keagamaan, tetapi juga membentuk secara mendalam doktrin filsafat Pythagoreanisme, Platonisme, dan Neoplatonisme di kemudian hari.
"Dengan mengintegrasikan gagasan-gagasan ini, Misteri Orphic meninggalkan jejak abadi pada pemahaman Barat tentang jiwa, kehidupan setelah kematian, dan potensi manusia untuk bersatu dengan yang ilahi," tutup Mitchell.
KOMENTAR