Nationalgeographic.co.id—Penentuan jenis kelamin saat lahir ditentukan oleh kromosom yang dimiliki bayi. Seorang wanita memiliki dua kromosom X alias disebut kromosom XX, sedangkan pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y alias disebut kromosom XY.
Menurut Medline Plus, setiap sel manusia terdiri atas 23 pasang kromosom, di antaranya kromosom seks yang merupakan satu pasang. Kromosom X, yang terdiri atas sekitar 155 juta pasangan basa DNA, membentuk sekitar 5% dari total DNA dalam sel.
Kromosom Y membentang lebih dari 59 juta blok pembangun DNA (pasangan basa) dan mencakup hampir 2% dari total DNA yang ditemukan dalam sel.
Namun, menurut The Conversation, kromosom Y mengalami degradasi pada tingkat yang mengkhawatirkan. Apa yang terjadi pada kromosom Y?
The Conversation mencatat ada banyak perubahan pada kromosom Y selama bertahun-tahun.
"Kromosom seks kita awalnya adalah sepasang kromosom XY yang umum, suatu sifat yang masih ditemukan pada burung dan reptil. Bahkan pada mamalia monotremata, seperti platipus dan ekidna, kromosom XY adalah hal yang biasa," tulis Alyssa Bradford pada laman Deseret News.
Dalam 166 juta tahun terakhir, kromosom Y manusia telah kehilangan sebagian besar dari 1.600 gennya dengan laju hampir 10 per juta tahun. Pada laju ini, kromosom Y diperkirakan akan lenyap dalam waktu sekitar 4,5 juta tahun.
Menurut The Conversation, hal ini bukanlah sesuatu yang tidak terduga. Kromosom seks biasanya rusak seiring berjalannya waktu.
"Perolehan gen yang menentukan jenis kelamin adalah akhir yang fatal bagi kromosom, karena gen lain di dekatnya pada Y mengembangkan fungsi khusus laki-laki, dan gen-gen ini tetap bersama dengan menekan pertukaran dengan X," tulis Jenny Graves, Distinguished Professor of Genetics dari La Trobe University di The Conversation.
Ini berarti kromosom Y tidak dapat menukar DNA yang buruk dengan kromosom X, sehingga sulit untuk menghilangkan mutasi, penghapusan, atau DNA yang buruk.
“Kromosom Y yang malang juga tidak menguntungkan karena berada di testis setiap generasi,” lanjut penjelasan di The Conversation. “Ini adalah tempat yang berbahaya karena sel harus membelah berkali-kali untuk menghasilkan sperma, jadi mutasi jauh lebih sering terjadi.”
Baca Juga: Sebagian Besar Selnya Punya Kromosom XY, tetapi Orang Ini Bisa Hamil
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR