Apakah Ada Harapan?
The Conversation mencatat tim ahli biologi David Page dari Boston adalah pendukung kuat teori bahwa kromosom Y akan bertahan lama.
Para pendukung teori ini menekankan bahwa meskipun simpanse telah kehilangan beberapa gen sejak manusia dan simpanse memiliki nenek moyang yang sama 5 juta tahun yang lalu, manusia belum mengalami kehilangan gen yang signifikan. Faktanya, selama 25 juta tahun sejak manusia berpisah dari monyet, manusia hanya kehilangan sedikit gen.
“Ada gen pada kromosom Y yang aktif di setiap sudut dan celah tubuh. Kulit, darah, otak, paru-paru — sebut saja. Mereka tampak seperti pengusaha global dalam genom manusia. Mereka semacam pengatur utama,” kata Page kepada NPR.
Namun, Jennifer Graves, seorang ahli genetika dari La Trobe University mengatakan kepada NPR, “Saya rasa orang-orang tidak dapat berasumsi bahwa hanya karena mereka ada dan melakukan sesuatu yang bermanfaat, mereka akan ada selamanya. Kecelakaan kecil dapat mengacaukannya, atau evolusi sistem penentu jenis kelamin baru yang bekerja lebih baik.”
Jika kromosom Y berubah, apakah akan ada lebih sedikit penyakit yang ditemukan pada pria? Jan Dumanski, dari Uppsala University di Swedia, mengatakan kepada NPR bahwa mungkin ada hubungan antara kromosom Y dan kanker.
“Kromosom Y membuat kita menjadi pria, tetapi juga menyebabkan masalah saat kita bertambah tua,” katanya kepada NPR.
Namun, sebuah studi tinjauan yang diterbitkan oleh National Library of Medicine menemukan bahwa hilangnya kromosom Y juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer, kanker, dan penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini tidak menyertakan data kesehatan tentang apa yang akan terjadi jika gen pada kromosom Y pindah ke kromosom lain, seperti penelitian tikus berduri Kuroiwa.
Meskipun reproduksi saat ini akan sulit jika tidak ada lagi pria, seperti yang dicatat The Conversation, 4,5 juta tahun adalah waktu yang lama. Karena kita baru dikenal sebagai manusia kurang dari 100.000 tahun, tidak perlu khawatir.
Selain itu, ada banyak skenario potensial dengan kondisi spesies kita kemungkinan akan menghadapi kepunahan jauh sebelum kromosom Y menghilang.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR