Nationalgeographic.co.id—Bayi kuda nil kerdil yang lahir di kebun binatang Thailand ini menjadi viral. Hal ini membuat banyak orang berharap Moo Deng bisa membantu mendapatkan momentum untuk upaya konservasi.
Selama beberapa minggu terakhir, foto dan video bayi kuda nil yang menggemaskan membanjiri internet. Sebagian besar video dan foto yang beredar memperlihatkan bayi kuda nil itu menggigit pengasuhnya.
Diberi nama Moo Deng, bayi itu meniru cara ibunya mengunyah rumput dan menunjukkan ekspresi lucu. Meski baru berusia 2 bulan, Moo Deng kini menjadi sensasi viral.
Status selebritas Moo Deng bukanlah suatu kebetulan. Atthapon Nundee, penjaga kebun binatang di Kebun Binatang Khao Kheow, mengunggah momen menggemaskan hewan-hewan di kebun binatang. Ia telah melakukannya selama beberapa tahun.
Namun, ia tidak membayangkan jika Moo Deng akan viral seperti sekarang. Kehadiran Moo Deng melambungkan jumlah pengunjung kebun binatang pada rata-rata hari kerja dari beberapa ratus menjadi ribuan.
“Itu di luar dugaan,” kata Atthapon. “Saya ingin orang-orang mengenalnya. “Saya ingin banyak orang mengunjunginya, menontonnya secara daring, atau meninggalkan komentar menyenangkan.”
Namun Moo Deng, yang namanya berarti “bouncy pig”, ternyata lebih istimewa dari yang Anda kira. Sebagai kuda nil kerdil (Choeropsis liberiensis), Moo Deng termasuk dalam dua spesies kuda nil langka yang masih ada di dunia. Yang paling terkenal adalah kuda nil biasa (Hippopotamus amphibius).
Perbedaan antara kuda nil biasa dengan kuda nil kerdil
Perbedaan antara keduanya dimulai dari ukurannya. Kuda nil biasa dapat memiliki berat sepuluh kali lebih besar daripada kuda nil kerdil. Kuda nil jantan bisa memiliki berat hampir 4.500 kg dan betina memiliki berat sekitar 1.350 kg.
Kuda nil kerdil, sementara itu, tumbuh antara 150 dan 270 kg dan panjangnya tidak lebih dari 1,8 meter, dibandingkan dengan kuda nil biasa yang panjangnya 3,3 hingga 5 meter.
Di alam liar, kuda nil kerdil cenderung hidup lebih menyendiri. Sedangkan kuda nil biasa dapat berkumpul dalam kelompok yang terdiri dari 40 hingga 200 ekor.
Baca Juga: Pygmy Hippopotamus, Si Kuda Nil Kerdil yang Punya Kebiasaan Kawin Unik
Namun, perbedaan paling mencolok mungkin terletak pada jumlah mereka. Ada sekitar 115.000 hingga 130.000 kuda nil biasa di dunia. Sebaliknya, diperkirakan hanya tersisa 2.000 ekor kuda nil kerdil liar.
Selain populasi kuda nil kerdil yang lebih kecil, spesies nokturnal ini sangat jarang terlihat. Habitatnya ditemukan di hutan pedalaman Afrika Barat. Kebanyakan dari mereka tinggal di hutan utuh di Liberia. Namun sebagian ada yang tinggal di Sierra Leone, Guinea dan Pantai Gading.
“Hanya sedikit ilmuwan yang mampu mempelajari kuda nil biasa. Bahkan lebih sedikit lagi yang mempelajari kuda nil kerdil,” kata Rebecca Lewison, ahli ekologi konservasi di San Diego State University. “Mereka sangat samar dan langka.”
Foto kuda nil kerdil di alam liar bahkan sulit didapat—salah satunya diambil tahun lalu, tambah Lewison. Program perangkap kamera yang dipimpin oleh Zoological Society of London memotret spesies langka tersebut di Liberia untuk pertama kalinya pada tahun 2008.
Habitat kuda nil kerdil makin berkurang
Seiring dengan meluasnya agrobisnis di Afrika Barat, penggundulan hutan membahayakan habitat kuda nil kerdil. Penebangan dan pertambangan telah menyebabkan fragmentasi habitat.
Aktivitas itu merusak hutan utuh yang dibutuhkan kuda nil kerdil dan mendekatkan mereka dengan manusia. Orang-orang juga memburu kuda nil untuk diambil dagingnya.
Upaya konservasi kuda nil kerdil
Kuda nil kerdil telah berhasil dibiakkan di kebun binatang. Namun sebagian aktivis konservasi mengatakan harus lebih fokus pada pelestarian spesies ini di alam liar.
“Mereka sangat terancam punah. Dengan penegakan hukum yang tepat dan rencana konservasi di alam liar, kuda nil kerdil bisa hidup dengan baik,” Edwin Wiek, pendiri Wildlife Friends Foundation Thailand.
Karena kuda nil kerdil sangat langka, jarang sekali kita bisa menyaksikan tingkah laku bayi kuda nil kerdil. Jadi, ketenaran Moo Deng sebagian disebabkan oleh sifatnya yang ceria dan tampak tidak bisa diam.
“Moo Deng tampak seperti kuda nil muda yang penuh semangat,” tambah Lewison. “Saya telah melihat kuda nil biasa dilahirkan di alam liar. Mereka lucu dan penuh semangat—menggemaskan, seperti yang diketahui semua orang.”
Hadirnya Moo Deng bisa mendukung upaya konservasi. Kebun binatang di Thailand berencana menjual segala aksesoris Moo Deng untuk mendanai inisiatif penangkaran.
“Saya berharap tingkah polah Moo Deng akan meningkatkan kesadaran orang-orang untuk datang dan belajar tentang spesies ini,” kata Atthapon.
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR