Penemuan area ritual di Karahan Tepe
Para ilmuwan telah lama meyakini bahwa domestikasi tanaman dan hewan terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu. Domestikasi ini mendorong manusia untuk mengadopsi gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Ledakan produksi pangan memungkinkan manusia untuk mengembangkan masyarakat yang kompleks dan meletakkan dasar-dasar peradaban.
Namun, bukti yang semakin kuat bahwa manusia Zaman Batu membangun bangunan permanen untuk kegiatan spiritual. Temuan Karahan Tepe menentang pendapat bahwa Zaman Batu tidak memiliki masyarakat berskala besar dengan pembagian kerja dan ritual.
Ruang-ruang melingkar di Karahan Tepe direncanakan terlebih dahulu. Dan pengolahan batuan dasar yang sangat terampil memperlihatkan rekayasa arsitektur prasejarah yang mengesankan. Membangun beberapa bangunan dengan tujuan yang berbeda merupakan cerminan dari sistem kepercayaan yang rumit.
Di situs Karahan Tepe, terdapat ruangan yang berisi simbolesme falus. Karul menyebutnya sebagai salah satu contoh simbolisme falus yang paling monumental dan paling awal. Terdapat 11 tiang batu raksasa yang diukir dari batuan dasar. 11 tiang itu “diawasi” oleh kepala berjanggut dengan tubuh ular yang muncul dari dinding. Ruangan ini memiliki pintu masuk dan keluar yang terpisah, serta saluran air.
Karul menyimpulkan bahwa ruang tersebut digunakan untuk upacara peralihan.
Pada relief yang di situs, tidak ditemukan figur perempuan. Relief batu satwa liar berkisar dari serangga hingga mamalia dan termasuk binatang buas yang mencengkeram kepala pria. Selain itu, ada banyak penggambaran manusia.
Hal ini menunjukkan jika manusia mulai melihat diri mereka sendiri sebagai sesuatu yang berbeda dari dunia hewan, kata Karul. Puluhan prasasti berbentuk T—gambaran abstrak dari bentuk manusia—juga ditemukan di Karahan Tepe.
Para arkeolog telah menggali sekitar 1% dari lokasi seluas 60.000 meter persegi itu sejak tahun 2019.
Sisa-sisa aktivitas rumah tangga di area ritual
Di dekat area ritual ini terdapat bukti nyata aktivitas rumah tangga. Hal ini ditandai dengan mangkuk besar, batu penggiling yang ditempatkan dengan jelas. Selain itu, ada piring batu kapur besar yang diukir halus.
Baca Juga: Nemrut Dağ, Situs Suci Warisan Turki Kuno yang Sempat Terlupakan
Source | : | Heritage Daily,Art Newspaper |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR