Nationalgeographic.co.id—Karahan Tepe, salah satu situs prasejarah yang digali oleh otoritas Turki di Sanliurfa, dekat perbatasan Suriah, diklaim sebagai salah satu desa tertua di dunia. Pemerintah Turki menyebut situs tersebut berusia 11.400 tahun.
Situs ini mencakup rumah-rumah dalam kompleks ritual yang luas. Penemuan Karahan Tepe menunjukkan bahwa para pemburu-pengumpul membangun permukiman permanen jauh sebelum munculnya pertanian 10.000 tahun yang lalu.
“Kini kami punya pandangan berbeda tentang sejarah,” kata Necmi Karul, profesor madya prasejarah di Universitas Istanbul. Karul memimpin penggalian Karahan Tepe, situs di lereng bukit di dataran tinggi batu kapur antara Sungai Tigris dan Efrat.
Penemuan situs Karahan Tepe
Karahan Tepe pertama kali ditemukan pada tahun 1997. Namun, survei sistematis pertama dilakukan pada tahun 2000. Survei tersebut mengungkap kolam seperti cekungan yang diukir di batuan dasar. Di sana ditemukan sejumlah besar pahat dan beliung, manik-manik, pecahan pot batu, batu giling dan alu.
Penemuan ini juga menunjukkan bahwa situs tersebut aktif selama periode Neolitikum Pra-Tembikar (10.000 – 6.500 SM).
Temuan Karahan Tepe mengubah persepsi bahwa kehidupan menetap merupakan hasil dari pertanian dan peternakan. Menurut Karul, hal ini menunjukkan bahwa kehidupan menetap telah dimulai ketika manusia masih menjadi pemburu-pengumpul. Dan pertanian bukanlah penyebabnya, tetapi akibat dari kehidupan menetap.
Ruang sakral dan sekuler dibangun secara bersamaan di Karahan Tepe, tempat manusia tinggal sepanjang tahun selama sekitar 1.500 tahun. Di situs itu tidak ada sisa-sisa vegetasi pertanian yang ditemukan.
Karahan Tepe terletak sekitar 35 km dari situs Warisan Dunia Unesco Gobekli Tepe. Gobleki Tepe disebut-sebut sebagai rumah bagi tempat ibadah tertua di dunia. Berasal dari tahun 9.600 SM, Gobekli Tepe mengubah gagasan tentang peradaban awal. Penelitian di situs itu dipimpin oleh arkeolog Jerman Klaus Schmidt.
Sebelumnya dianggap sebagai satu-satunya tujuan tempat orang nomaden datang untuk beribadah. Namun, Gobekli Tepe kini dianggap sebagai bagian dari konstelasi permukiman kontemporer yang membentang lebih dari 100 km. “Mencakup Karahan Tepe dan sedikitnya 11 situs lain yang belum digali,” tulis Ayla Jean Yackley di laman Art Newspaper.
Penggalian terbaru juga mengungkap bangunan rumah di Gobekli Tepe. “Di wilayah ini, kami menemukan bangunan monumental untuk pertama kalinya di desa tertua di dunia,” kata Karul.
Baca Juga: Siapa yang Membangun Permukiman Misterius Teniky di Madagaskar?
Source | : | Heritage Daily,Art Newspaper |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR