Pernikahan dengan Harmonia
Setelah Cadmus dibebaskan oleh Ares, ia dan Spartoi yang selamat membangun benteng atau akropolis besar, yang diberi nama Cadmeia berdasarkan nama Cadmus.
Tembok-tembok Thebes dibangun di sekeliling benteng tersebut. Setelah Thebes berdiri, ia menikahi Harmonia, dengan beberapa tradisi mengatakan bahwa Harmonia diberikan kepadanya oleh para dewa.
Pernikahan mereka, yang diyakini sebagai penyatuan simbolis dunia Timur (Fenisia) dan Barat (Yunani), berlangsung di Thebes dan merupakan acara yang megah. Itu adalah pernikahan manusia pertama yang dihadiri oleh 12 dewa Olimpus.
Untuk menghormati mereka, Cadmus mendirikan dua belas singgasana emas untuk mereka. Para Dewi Muses menghibur para tamu dengan musik, dan semua dewa membawa hadiah untuk pasangan tersebut, termasuk Aphrodite.
Ia memberi putrinya kalung emas yang kemudian dikenal sebagai Kalung Harmonia dalam mitologi Yunani dan yang mendatangkan nasib buruk bagi siapa saja yang memakainya.
Meskipun tradisi lain menyatakan bahwa Cadmus sendiri yang memberikan kalung itu kepada istrinya.
Menurut Pausanias (sekitar tahun 115 hingga sekitar tahun 180 M) dalam Deskripsi Yunani-nya, reruntuhan rumah Cadmus, tempat pernikahan itu berlangsung, masih dapat dilihat di pasar Thebes.
Cadmus dan Harmonia memiliki empat orang putri, Semele, Ino, Autonoë, dan Agave, serta seorang putra bernama Polydorus.
Semua dewa mengunjungi pernikahan pasangan itu dan memberikan hadiah dari dunia para dewa kepada mereka.
Cadmus dan Harmonia, setelah pernikahan mereka, memerintah Thebes selama bertahun-tahun dan membesarkan banyak anak.
Di antara mereka adalah Semele, ibu Dionysus. Meskipun hidupnya kaya dan fasilitasnya mewah, menurut mitologi Yunani, keluarga Cadmus didefinisikan sebagai sumber tragedi.
Mereka disalahkan atas kutukan yang disebabkan oleh pembunuhan naga suci.
Pada tahun-tahun terakhirnya, Cadmus turun takhta dan pindah ke Illyria bersama Harmonia di wilayah yang saat ini merupakan pantai Adriatik Albania.
Di sana, beberapa kisah mitologi Yunani menunjukkan bahwa pasangan itu berubah menjadi ular, yang melambangkan cinta abadi mereka dan akhir dari perjalanan fana mereka di Bumi.
Cadmus juga dianggap mengajarkan aksara Fenisia kepada orang-orang Yunani.
Ajaran tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan bahasa dan sastra Yunani, karena alfabet Fenisia menjadi dasar alfabet Yunani dan, kemudian alfabet Latin
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR