Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarah peradaban manusia, kehidupan di Bumi bergantung pada matahari. Namun, jauh sebelum para ilmuwan menemukan bahwa planet kita berputar mengelilinginya, budaya kuno telah mengakui pentingnya matahari. Budaya-budaya kuno memiliki banyak legenda, mitos, dan bahkan dewa yang didasarkan pada matahari.
Berikut beberapa legenda paling menakjubkan dan menarik tentang matahari dari berbagai budaya di seluruh dunia.
Legenda 10 matahari di Tiongkok kuno
Di Tiongkok kuno, diyakini bahwa awalnya ada 10 matahari, yang semuanya adalah putra dewi matahari Shiho. “Setiap hari, sang dewi akan mendorong salah satu dari mereka melintasi langit dengan kereta perangnya,” tulis Luke Doyle di laman Ancient Origins.
Namun, suatu hari mereka bosan dan memutuskan untuk melintasi langit bersama-sama. Tindakan tersebut menghanguskan planet dengan panas gabungan mereka. Hal ini pun memprovokasi dewa matahari Dijun untuk menyewa seorang pemanah untuk memberi pelajaran kepada matahari.
Sang pemanah memberi pelajaran dengan membunuh sembilan dari mereka dengan anak panahnya. Ia menyelamatkan yang terakhir hanya karena seorang anak mencuri anak panah terakhirnya.
Apollo membawa matahari melintasi langit dengan kuda-kuda berapi
Orang Yunani kuno percaya bahwa matahari melintasi langit dengan kereta terbang yang dikendarai oleh putra Zeus, Apollo. Kereta itu dikendarai oleh kuda-kuda berapi.
Apollo merupakan salah satu dewa penting dalam budaya Yunani bukan hanya karena ia mewakili matahari. Apollo juga menerangi dunia musik dan akal sehat. Ia membawa logika dan ketertiban bagi umat manusia dan memberi semua orang cahaya dan kehangatan matahari.
Dewa matahari Ra di Peradaban Mesir kuno
Dewa matahari, Ra, memainkan peran penting dalam sejarah Peradaban Mesir kuno. Ia merupakan salah satu dewa penting. Hal ini menyebabkan Ra yang berkepala elang begitu sering terlihat dalam hieroglif.
Legenda mengatakan bahwa ia dan sekelompok dewa berlayar dengan perahu melintasi langit setiap hari. Rombongan Ra kemudian melewati Dunia Bawah pada malam hari untuk membawa cahaya bagi orang mati.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR