Sekembalinya, Phocion berbicara di Majelis, mendorong mereka untuk menerima perjanjian damai yang ditawarkan oleh Philip. Seorang demagog mengecamnya karena menganjurkan perdamaian ketika Athena sudah bersiap untuk perang.
Phocion menjawab, “Ya, saya berani, meskipun saya tahu bahwa dalam perang saya akan memerintah kalian, sementara dalam damai kalian akan memerintah saya.”
Setelah kekalahan besar di Pertempuran Chaeronea, Phocion berjuang di dua front. Yang pertama adalah melawan para penghasut yang ingin melanjutkan perang di bawah kepemimpinan Charidemus, seorang jenderal petualang.
Yang kedua adalah melawan Demades, pemimpin faksi pro-Makedonia, yang mendorong penandatanganan perjanjian kosong.
Phocion berhasil menggagalkan rencana Charidemus, tetapi Demades pada akhirnya menang. Kota tersebut segera menyesali keputusannya setelah menyadari syarat-syarat yang tidak terjangkau.
Integritas Phocion dan Hubungannya dengan Alexander
Setelah Makedonia menguasai Yunani, Phocion tetap menjalin hubungan dengan para pemimpin Makedonia.
Alexander Agung begitu menghormatinya hingga mengirim hadiah sebesar seratus talenta (unit mata uang). Ketika pembawa hadiah tersebut tiba di Athena, Phocion bertanya mengapa di antara begitu banyak orang Athena, Alexander memilih memberi hadiah kepadanya.
Mereka menjawab, “Karena Alexander menilai hanya Anda seorang yang memiliki kehormatan dan nilai.”
Phocion kemudian menjawab, “Kalau begitu, biarkan aku tetap seperti adanya dan selalu dianggap seperti itu.”
Para utusan terus membujuknya untuk menerima uang tersebut. Menurut Plutarch, Phocion, melihat seorang lelaki tua miskin di jalan dengan mantel yang lusuh.
Ia bertanya kepada mereka apakah mereka menganggap dirinya lebih rendah dari pria tersebut. "Jangan sampai terjadi!" seru mereka.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR