“Namun,” kata Phocion, “orang ini hidup dengan lebih sedikit daripada saya dan merasa cukup.
Singkatnya, jika saya tidak memanfaatkan uang ini, memiliki uang ini takkan berguna. Namun, jika saya menggunakannya, mungkin saya dan sang raja akan mendapat celaan dari warga kota.”
Warisan Phocion Sejajar dengan Socrates
Phocion, seorang jenderal dan orator Yunani Kuno, menjalani hidupnya mengikuti prinsip-prinsip Socrates.
Kelembutan dan keadilan yang ia tunjukkan tampak dalam interaksinya dengan orang lain. Bahkan terhadap lawannya, Phocion mencerminkan keyakinan Socrates bahwa orang yang adil tetap bermanfaat, bahkan bagi musuhnya.
Tidak ada yang pernah melihat Phocion tertawa, menangis, mandi di tempat umum, atau berpakaian mewah.
Dalam ekspedisi militer, ia berjalan tanpa alas kaki dan mengenakan pakaian sederhana, hanya memakai mantel saat musim dingin yang sangat keras.
Phocion berusaha memulihkan nilai-nilai kepemimpinan kuno dari masa Solon, Aristides, dan Pericles, di mana para pemimpin menggabungkan kebijaksanaan politik dengan keberanian militer.
Seperti Socrates, ia berupaya memadukan kecerdasan seorang filsuf dengan keberanian seorang pejuang.
Kematian Phocion, yang disusul penyesalan besar dari rakyat, mengingatkan masyarakat Yunani pada nasib Socrates. Baik dalam ketidakadilan yang ia alami maupun kesedihan yang menimpa Athena sesudahnya.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR