Meski memiliki banyak pengalaman, Perring gagal mendeteksi penipuan tersebut. Perring pun memberikan pinjaman sebesar £200.000 dengan harga penerbitan sebesar 80 persen. Pinjaman itu dijamin dengan sumber daya umum Poyais.
Penerbitan obligasi tersebut merupakan keberhasilan yang luar biasa. Para pemegang saham diberi pilihan untuk menukar obligasi dengan tanah hak milik di Poyais dengan nilai yang setara. Alhasil, ribuan orang bergegas untuk mengambil surat utang tersebut. Bagi MacGregor, tidak ada yang bisa salah.
Pemukim pertama mencapai Poyais
Sementara itu, pemukim pertama mencapai Pantai Mosquito. Di geladak, para emigran bersemangat. Mereka mengenakan mantel, gaun, dan topi terbaik. Semua berusaha keras untuk melihat sekilas menara dan puncak menara ibu kota Poyais. Kapal berlabuh di lepas pantai dan melepaskan tembakan, menunggu otoritas pelabuhan. Penantian itu sia-sia.
Para penumpang menemukan diri mereka di pantai tak berpenghuni, berkilauan dalam panas, sunyi dan mengancam. Percaya bahwa mereka hanya tersesat, mereka turun dan mulai membongkar perbekalan dan barang-barang.
Sementara beberapa orang berangkat ke pedalaman untuk mencari kota. Seakan masalah belum cukup banyak, kapal lain tiba dari Skotlandia membawa 200 orang pria, wanita dan anak-anak.
Sebelum setengah dari barang-barang mereka berhasil didaratkan, badai melanda pantai dan kedua kapal terbawa ke laut. Kapal-kapal itu meninggalkan para pemukim terdampar. Tanpa tempat berlindung, barang-barang mereka berserakan.
Tumpukan perabotan melepuh karena panasnya Pantai Karibia. Para pemukim pun membuat perkemahan darurat. Kelompok-kelompok yang putus asa berjalan di sepanjang pantai untuk mencari bantuan.
Musim hujan semakin dekat, penyakit menyebar dengan cepat di antara mereka. Tak lama kemudian seluruh rombongan menyerah pada malaria dan demam kuning. Fakta tragis itu dicatat oleh seorang penyintas, Edward Lowe.
“Tidak seorang pun,” tulisnya, “yang mampu membantu yang lain dari sekian banyak orang. Dan banyak dari mereka yang baru datang dari Skotlandia sudah lanjut usia. Mereka datang ke sini untuk mengakhiri hari-hari dengan damai dan nyaman.”
Berita tentang kesulitan mereka akhirnya sampai ke koloni Inggris di Honduras, 800 km ke utara. Jenderal Edward Codd, gubernur, segera mengirim bantuan. Sementara penduduk Inggris di Belize bersiap untuk menerima dan merawat yang sakit. Beberapa sudah meninggal, tetapi yang selamat diselamatkan secara bergiliran dan dibawa ke koloni. Total kematian melebihi dua pertiga dari jumlah semula.
Source | : | History Today |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR