"Catatan lain menyebutkannya sebagai putri Cronus dan dalam beberapa kasus lainnya lagi sebagai putri dewa matahari Helios," jelasnya.
Akan tetapi, terlepas dari semua silsilah yang sudah terbentuk ini, Hemera hanya personifikasi belaka dan bukan karakter seperti dewa-dewi lainnya yang mempunyai sifat, penampilan, atau perilaku seperti manusia.
Hemera hanya sedikit berinteraksi dengan sesama dewa atau manusia, dan mitos-mitos Yunani hanya menyebutkannya sekilas, tanpa cerita yang lebih rinci seperti yang dibanggakan oleh dewa-dewi lain seperti Apollo atau Artemis.
Referensi paling substansialnya ditemukan dalam Theogony karya Hesiod, yang selain tempatnya dalam pohon keluarga dewa-dewi Yunani, memberi kita gambaran tentang kehidupannya.
Hemera tinggal sebuah rumah di Tartarus bersama ibunya, dewi malam, dan setiap pagi ia berangkat ke permukaan bumi, melewati ambang pintu perunggu dan pada malam hari, ia pulang melewati ibunya yang selalu pergi tepat saat ia tiba, membawa dewa tidur dan malam ke bumi.
Meskipun kuil-kuil pemujaan telah ditemukan di Yunani kuno, tidak ada yang mengarah atau ditujukan untuk Hemera, tidak ada bukti bahwa dia adalah objek yang dipuja secara (atau bahkan sesekali).
Hemera tampaknya menempati posisi yang lebih mirip dengan konsep modern tentang Father Time atau Lady Luck – nama-nama yang dikaitkan dengan sebuah ide tetapi tanpa sifat dan bentuk fisik layaknya manusia.
Dewi Siang Hemera dan Dewi Fajar Eos
Ada pula Eos, dewi fajar Yunani. Secara kasat mata, Eos merupakan entitas yang sepenuhnya terpisah dari Hemera dan tampaknya baru muncul belakangan dalam cerita-cerita Yunani.
Salah satu alasannya, Eos digambarkan sebagai putri Titan Hyperion, silsilah yang tidak pernah dikaitkan dengan Hemera (meskipun beberapa kejadian langka menyebut Hemera sebagai putri saudara Eos, Helios).
Meski demikian, ada beberapa kesamaan yang jelas antara kedua dewi tersebut. Dan meskipun keduanya mungkin dimaksudkan sebagai figur yang berbeda, jelas bahwa dalam praktiknya orang Yunani cenderung mencampuradukkan keduanya.
Baca Juga: Phocion, Tokoh Yunani Kuno yang Terpilih 45 Kali Menjadi Jenderal
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR