Bagi Bennet, kisah itu seperti sebuah pengakuan. Tentu saja, itu adalah peristiwa yang mengerikan. 92 hari berada di laut dalam perahu bocor tanpa makanan.
Krunya yang selamat menjadi gila di bawah terik matahari. Kanibalisme yang akhirnya terjadi dan nasib mengerikan dua remaja laki-laki, termasuk sepupu pertama Pollard, Owen Coffin.
“Tetapi saya tidak dapat memberi tahu Anda lebih banyak lagi. Kepala saya terbakar saat mengingatnya,” kata Pollard kepada misionaris itu. “Saya hampir tidak tahu apa yang harus saya katakan.”
Kisah Essex menginspirasi Herman Melville untuk menciptakan karyanya “Moby-Dick”.
Pada tahun 1852, Melville dan Moby-Dick mulai merosot ke jurang ketidakjelasan. Meskipun penulis berharap demikian, bukunya hanya terjual beberapa ribu eksemplar selama hidupnya.
Melville, setelah beberapa kali gagal menulis novel, menjalani hidup menyendiri. Ia menghabiskan 19 tahun sebagai inspektur bea cukai di New York City.
Ia minum dan menderita karena kedua putranya meninggal. Karena tertekan, ia meninggalkan novel dan beralih ke puisi.
Meskipun novel Melville yang terinspirasi dari Essex itu gagal saat diterbitkan, novel itu telah menjadi bagian dari kanon sastra Amerika.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR