Kadang-kadang, satrapi yang lebih besar dibagi lagi menjadi beberapa wilayah yang lebih kecil. Sub-wilayah ini juga dipimpin oleh satrap bawahan yang bertanggung jawab kepada satrap utama.
Struktur ini memberikan fleksibilitas dalam mengelola daerah yang beragam secara budaya, agama, dan etnis. Kekaisaran Persia, yang terbentuk melalui berbagai penaklukan, menjadi tempat meleburnya identitas-identitas ini.
Para raja berusaha memadukan keberagaman tersebut ke dalam sistem pemerintahan yang terpusat namun tetap menghormati kekhasan lokal.
Pada masa pemerintahan Darius yang Agung, peran satrap semakin diperkuat. Darius memperluas wilayah kekaisaran dan menciptakan 10 satrapi baru, sehingga totalnya menjadi 36 provinsi.
Ia juga memperkenalkan sistem pajak yang lebih terstruktur, di mana jumlah upeti yang dibayarkan oleh setiap satrapi dihitung berdasarkan potensi ekonomi dan jumlah penduduknya. Reformasi ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di seluruh kekaisaran.
Namun, meskipun reformasi Darius membawa beberapa keuntungan, mereka tidak sepenuhnya berhasil mencegah melemahnya kekaisaran.
Ketidakpuasan di beberapa wilayah tetap memicu pemberontakan, yang pada akhirnya berkontribusi pada kemunduran Kekaisaran Persia di masa-masa berikutnya. Peran satrap, meskipun vital, menjadi bagian dari tantangan besar dalam mempertahankan kendali atas kekaisaran yang begitu luas dan kompleks.
Melemahnya Kekaisaran
Melemahnya Kekaisaran Akhemeniyah di bawah pemerintahan Darius Agung menandai awal dari masa sulit bagi kekuasaan pusat Persia. Meski Darius berusaha memperkuat kendali atas wilayahnya, kekuasaan raja mulai kehilangan otoritasnya.
Hal ini membuka jalan bagi otonomi yang lebih besar di antara para satrap, yang secara perlahan mulai memperkuat posisi mereka sendiri di wilayah masing-masing.
Seiring melemahnya kekuasaan pusat, para satrap mendapatkan kebebasan lebih besar, termasuk memimpin militer provinsi mereka.
Baca Juga: Muslihat 'Dwifungsi ABRI' ala Pasukan Militer Kekaisaran Ottoman
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR