Bentuk perundungan pun sangat beragam, tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik atau verbal. Pelaku perundungan dapat menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuannya, seperti intimidasi, ancaman, hinaan, pengucilan, hingga penyebaran rumor.
Penting untuk diingat bahwa perundungan tidak selalu mudah dikenali, terutama dalam bentuk yang lebih halus seperti manipulasi sosial atau cyberbullying.
Pelaku perundungan yang lebih cerdas mungkin menggunakan taktik yang lebih rumit untuk mencapai tujuannya, seperti membujuk orang lain untuk ikut terlibat dalam tindakan perundungan atau menyebarkan fitnah secara daring.
"Namun, tujuan akhir seorang pelaku bullying adalah untuk mempermalukan atau menyakiti individu lain dengan maksud untuk merusak reputasi atau harga diri mereka," jelas Nittle.
Mengapa seseorang melakukan perundungan?
Perilaku perundungan adalah masalah kompleks yang tidak memiliki satu jawaban tunggal. Di balik tindakan tersebut, terdapat berbagai faktor psikologis, sosial, dan lingkungan yang saling berinteraksi.
* Merasa tidak berdaya dan tidak aman
Salah satu alasan utama seseorang melakukan perundungan adalah karena mereka merasa tidak berdaya atau tidak aman. Perundungan dapat menjadi cara bagi individu untuk mendapatkan kembali rasa kontrol dalam situasi yang mereka anggap mengancam atau tidak menyenangkan.
* Mencari pengakuan dan imbalan
Perundungan seringkali menjadi cara untuk mendapatkan pengakuan sosial atau imbalan tertentu. Misalnya, seorang anak mungkin merundung teman sekelasnya untuk mendapatkan popularitas di kalangan teman-temannya.
Atau, seorang karyawan mungkin melakukan perundungan kepada rekan kerjanya untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi atau menghindari tugas-tugas yang tidak menyenangkan.
Baca Juga: Marie Antoinette, Tokoh Publik yang Kerap Alami Perundungan di Prancis
KOMENTAR