Socrates karya Xenophon, dalam Symposium-nya, menyebut dengan nada negatif praktik menempatkan pasangan homoseksual berdampingan dalam pertempuran di negara-kota Thebes dan Elis. Meskipun diterima di sana, hal itu memalukan bagi orang Athena.
Plato dan Xenophon adalah orang Athena. Menurut sarjana klasik Inggris Sir Kenneth Dover, ini adalah referensi jelas terhadap Pasukan Suci.
Hal itu mencerminkan kesadaran Xenophon yang kontemporer, meskipun anarkronistik, tentang praktik Thebes, karena tanggal dramatik karya tersebut sekitar 421 SM.
Namun, pidato tokoh Phaedrus dalam Symposium Plato, yang menyebut “pasukan kekasih,” paling terkenal dikaitkan dengan Laskar Suci Thebes. Meskipun tidak secara teknis merujuk pada unit tersebut, banyak sejarawan percaya bahwa Plato cukup sadar akan keberadaan Laskar Suci pada masanya.
Akan menaklukkan seluruh umat manusia
Pasukan ini disebut mampu “menaklukkan seluruh umat manusia” karena dalam dialog tentang cinta, salah satu tokoh menyebut bahwa pasukan yang terdiri dari pasangan homoseksual tidak akan pernah menunjukkan rasa takut atau bertindak memalukan di hadapan pasangan mereka.
Menurut Plutarch, 300 pria yang dipilih oleh Gorgidas adalah prajurit terbaik berdasarkan kemampuan bertarung dan prestasi, tanpa memandang status sosial.
Pasukan Suci ini terdiri dari 150 pasangan, dengan seorang erastês (kekasih yang lebih tua) dan erômenos (yang dicintai dan lebih muda).
Athenaeus dari Naucratis menyebut Pasukan Suci terdiri dari pasangan kekasih yang menunjukkan kehormatan dewa Eros karena mereka lebih memilih mati dengan terhormat daripada hidup memalukan.
Polyaenus, ahli taktik militer, juga menggambarkan pasukan ini sebagai pria yang terikat oleh ikatan cinta dan kesetiaan satu sama lain.
Baca Juga: Solon: Pembuat Undang-Undang Yunani Kuno dan Peletak Dasar Demokrasi
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR