Ayam yang menghasilkan telur cokelat cenderung berukuran lebih besar dan menghasilkan telur dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan ayam petelur putih. Akibatnya, biaya produksi telur cokelat lebih tinggi, sehingga harga jualnya pun ikut naik untuk menutupi biaya tambahan tersebut.
Namun, seiring berjalannya waktu, perbedaan biaya produksi antara kedua jenis ayam petelur ini semakin mengecil. Saat ini, biaya produksi telur cokelat dan putih sudah hampir setara. Meskipun demikian, telur cokelat masih sering dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Fenomena ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah persepsi konsumen yang masih menganggap telur cokelat sebagai produk yang lebih istimewa atau premium
Selain itu, telur-telur khusus seperti telur organik atau telur bebas kandang, yang umumnya lebih mahal, seringkali memiliki cangkang berwarna cokelat. Hal ini semakin memperkuat persepsi konsumen bahwa telur cokelat memiliki kualitas yang lebih baik.
Jika bukan warna, apa yang sebenernya penting dalam memilih telur?
Warna bukanlah satu-satunya kriteria saat memilih telur. Meskipun warna cangkang menarik perhatian, faktor-faktor lain yang jauh lebih penting memengaruhi kualitas dan nilai gizi telur. Mari kita bahas lebih dalam mengenai berbagai label telur yang sering kita temui dan apa artinya.
Label "alami" atau "semua alami" mungkin terdengar menjanjikan, namun sebenarnya tidak memiliki definisi yang jelas dan tidak diatur secara ketat. Telur dengan label ini tidak berbeda secara signifikan dengan telur biasa.
Telur organik menawarkan standar yang lebih tinggi. Ayam penghasil telur organik diberi pakan organik non-GMO dan memiliki akses bebas ke luar ruangan sepanjang tahun. Mereka juga tidak diberi antibiotik atau hormon pertumbuhan.
Meskipun demikian, penelitian belum menunjukkan perbedaan signifikan dalam kandungan nutrisi antara telur organik dan konvensional. Namun, kualitas hidup ayam organik cenderung lebih baik, dan paparan sinar matahari dapat meningkatkan kadar vitamin D dalam telur.
Istilah "bebas kandang" seringkali menyesatkan. Ayam bebas kandang memang tidak dikurung dalam kandang individu yang sempit, tetapi mereka seringkali dipelihara dalam kondisi padat tanpa akses ke luar ruangan. Kondisi hidup mereka mungkin sedikit lebih baik, namun tidak menjamin peningkatan nilai gizi telur.
Telur bebas berkeliaran berasal dari ayam yang memiliki akses terus-menerus ke luar ruangan. Ini memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi ayam dan dapat meningkatkan kadar vitamin D dalam telur karena paparan sinar matahari.
Telur diperkaya omega-3 mengandung kadar asam lemak omega-3 yang jauh lebih tinggi. Asam lemak ini bermanfaat bagi kesehatan jantung, otak, dan mata. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi telur diperkaya omega-3 secara teratur dapat menurunkan trigliserida darah dan tekanan darah, serta meningkatkan kandungan omega-3 dalam ASI.
Telur belakang rumah atau lokal seringkali lebih segar dan berasal dari ayam yang hidup dalam lingkungan yang lebih alami. Ayam-ayam ini mungkin diberi makan rumput yang dapat meningkatkan kadar omega-3 dan vitamin E dalam telur.
Namun, penting untuk membeli telur dari sumber yang terpercaya karena peternakan belakang rumah tidak selalu mengikuti standar kebersihan yang sama dengan peternakan komersial.
KOMENTAR