Nationalgeographic.co.id—Dalam setiap helai kain batik tulis, terdapat jejak sejarah, keindahan seni, dan dedikasi tak ternilai dari para pengrajin yang dengan sabar menciptakannya. Batik tulis Indonesia, sebagai salah satu warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO, bukan hanya sebuah kain, tetapi juga narasi yang dituturkan melalui motif dan warna yang kaya akan makna filosofis.
Perjalanan membuat batik tulis
Proses pembuatan batik tulis adalah sebuah seni yang memerlukan kesabaran, ketelitian, dan keterampilan tinggi. Dimulai dari tahap nyungging, di mana motif dirancang di atas kain menggunakan pensil, hingga proses mbatik yang melibatkan canting berisi malam panas untuk menggambar pola di kain.
Setelah pola selesai, kain melalui tahap pewarnaan pertama, di mana warna dasar diaplikasikan. Proses ini berlanjut dengan pelorodan, yaitu mencelup kain dalam air panas untuk menghilangkan malam. Proses ini dapat diulang berkali-kali jika batik memiliki banyak warna dan detail. Setiap langkah ini adalah refleksi dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Namun, nilai batik tidak hanya terletak pada kerumitan prosesnya, tetapi juga pada pesan yang terkandung dalam setiap motifnya. Contohnya, motif Parang melambangkan kekuatan dan keberanian, sementara Mega Mendung menggambarkan ketenangan dan kebijaksanaan.
Batik bertemu teknologi: dompet kartu modern
Sebagai bagian dari generasi yang terus bergerak maju dengan teknologi, Saku hadir untuk menghubungkan tradisi dan inovasi melalui produk modern. Mereka percaya bahwa warisan budaya seperti batik harus terus relevan di era digital ini. Oleh karena itu, Saku menciptakan dompet kartu digital modern yang memadukan keindahan motif batik dengan fungsi teknologi anti-RFID dan akses kartu lebih cepat dan mudah.
Setiap dompet kartu Saku tidak hanya memiliki desain elegan dengan sentuhan motif batik tulis, tetapi juga dirancang untuk praktis dan mendukung keberlanjutan. Dengan bahan berkualitas tinggi yang ramah lingkungan, Saku memastikan bahwa setiap produk mereka mencerminkan perhatian terhadap detail dan nilai tradisional yang dihormati.
Teknologi anti-RFID pada dompet ini dirancang untuk melindungi kartu yang tersimpan di dalam kotak kartunya dari risiko pencurian data berbasis teknologi RFID. Selain itu, mekanisme penjungkit kartu yang inovatif memastikan kemudahan dan kecepatan akses bagi pengguna. Dengan demikian, Saku menjadi solusi modern yang memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia melalui teknologi praktis dan inovatif.
Baca Juga: Kain Batik Lasem Berusia Seabad Singkap Jejaring Perdagangan Selat Malaka
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR