Nationalgeographic.co.id—Banyak kecelakaan pesawat fatal yang terjadi pada bulan Desember 2024. Termasuk malapetaka Jeju Air baru-baru ini, yang telah merenggut ratusan nyawa dan memicu kekhawatiran atas keselamatan penerbangan.
Banyaknya insiden tersebut telah mengintensifkan pengawasan terhadap protokol keselamatan dan potensi kegagalan peralatan dalam industri ini.
Di antara serangkaian kecelakaan pesawat yang terjadi pada Desember 2024, peristiwa paling dahsyat terjadi pada hari Minggu ketika sebuah pesawat penumpang Jeju Air jatuh di Bandara Muan, Korea Selatan.
Kembali dari Bangkok, pesawat tersebut dilaporkan kehilangan kendali karena kegagalan pada roda pendaratan depannya, tergelincir dari landasan pacu dan bertabrakan dengan pagar beton. Tabrakan tersebut memicu kebakaran hebat yang melahap pesawat, menewaskan setidaknya 177 dari 181 orang di dalamnya.
Petugas tanggap darurat, termasuk 32 mobil pemadam kebakaran dan helikopter, bekerja untuk mengendalikan api. Dua orang yang selamat, seorang awak pesawat dan seorang penumpang, berhasil diselamatkan dari reruntuhan pesawat.
Penyebab kegagalan roda pendaratan masih dalam penyelidikan. Pihak berwenang terkejut dengan skala bencana tersebut, yang kini menjadi salah satu tragedi penerbangan paling mematikan di Korea Selatan.
Dikutip dari Republic World, sekitar 6 kecelakaan pesawat besar tercatat telah terjadi pada bulan Desember 2024 sendiri. Hal ini menjadikan Desember 2024 sebagai bulan gelap bagi sektor penerbangan.
Kecelakaan Pesawat Komersil di Kazakhstan
Selain kecelakaan Jeju Air, ada pula kecelakaan fatal pesawat Azerbaijan Airlines. Pesawat Embraer ERJ-190AR milik Azerbaijan Airlines itu jatuh di dekat Bandara Aktau di Kazakhstan pada 25 Desember 2024, menewaskan 38 dari 67 orang di dalamnya.
Penerbangan yang sedang dalam perjalanan dari Baku ke Grozny itu dinyatakan sebagai keadaan darurat karena masalah teknis dan cuaca buruk. Setelah beberapa kali gagal mendarat di Bandara Grozny, pesawat itu akhirnya jatuh di dekat Aktau. Beberapa penumpang lainnya dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: Kata-Kata Terakhir Vladimir Komarov, 'Pria yang Jatuh dari Luar Angkasa'
Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat mengalami fluktuasi ketinggian dan kecepatan, mungkin karena masalah mekanis atau gangguan eksternal.
Badan Federal Rusia untuk Transportasi Udara telah menyatakan bahwa operasi militer di dekatnya, termasuk serangan pesawat nirawak Ukraina, dapat menjadi penyebab kecelakaan itu. Kabut tebal pada saat itu semakin memperparah kondisi yang berbahaya tersebut.
Kecelakaan Pesawat Sewaan di Brasil
Pada 22 Desember 2024, sebuah pesawat pribadi jatuh di Gramado, Brasil bagian selatan. Kecelakaan fatal ini menewaskan sepuluh anggota keluarga, termasuk pengusaha Luiz Claudio Galeazzi, istrinya, tiga putrinya, dan kerabat lainnya.
Pesawat kecil itu menabrak cerobong asap sebuah gedung, sebuah rumah, dan sebuah toko saat turun. Pihak berwenang melaporkan 17 orang terluka di darat, dengan dua orang dalam kondisi serius.
Kecelakaan di Papua Nugini
Insiden lain terjadi pada 22 Desember 2024. Sebuah Britten-Norman BN-2B-26 Islander yang dioperasikan oleh North Coast Aviation jatuh di Papua Nugini, menewaskan kelima orang di dalamnya.
Pesawat itu sedang dalam perjalanan dari Bandara Wasu ke Bandara Lae-Nadzab. Puing-puingnya ditemukan keesokan harinya, tanpa ada yang selamat.
Kontak terakhir pesawat itu beberapa menit sebelum kecelakaan, dan sinyal marabahaya diterima pada pukul 10:30 waktu setempat. Investigasi penuh sedang dilakukan.
Kecelakaan Pesawat di Hawaii
Pada 17 Desember 2024, sebuah Cessna 208B Grand Caravan yang dioperasikan Kamaka Air LLC jatuh di dekat Bandara Internasional Daniel K. Inouye di Honolulu, Hawaii. Kecelakaan ini menewaskan dua pilot.
Pesawat yang sedang dalam penerbangan instruksional itu kehilangan kendali tak lama setelah lepas landas, berbelok tajam ke kiri sebelum menabrak sebuah gedung. Para penyelidik sedang menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut, yang diyakini terjadi selama penerbangan pelatihan tersebut.
Kecelakaan Bombardier di Argentina
Sebuah Bombardier BD-100-1A10 Challenger 300 jatuh di dekat Bandara San Fernando di Argentina, menewaskan kedua pilot. Pesawat itu, yang sedang dalam penerbangan feri dari Bandara Punta del Este ke San Fernando, melewati landasan pacu, bertabrakan dengan pagar pembatas dan pohon, dan terbakar.
Sayap kiri terlepas dari badan pesawat, dan pilot tewas dalam kobaran api. Penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan apakah panjang landasan pacu yang tidak memadai menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Kecelakaan fatal ini menggarisbawahi kekhawatiran yang terus-menerus tentang keselamatan penerbangan, termasuk kegagalan peralatan dan faktor eksternal seperti cuaca dan aktivitas militer.
Seiring dengan penyelidikan yang dilakukan, ada tekanan yang meningkat pada industri penerbangan untuk meninjau protokol keselamatan dan meningkatkan standar perawatan pesawat untuk mencegah tragedi di masa mendatang.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR