Bisakah kita berhenti menggunakan minyak kelapa sawit?
Jika minyak kelapa sawit mendorong penggundulan hutan di Indonesia, bisakah kita menggunakan sesuatu yang lain sebagai gantinya?
Seorang juru bicara Greenpeace menyarankan kepada NPR bahwa "orang-orang yang membeli produk memiliki banyak alternatif untuk minyak kelapa sawit. Ada banyak produk di luar sana yang tidak mengandung minyak kelapa sawit. Rasanya sama lezatnya; cara kerjanya sama baiknya.”
Vaclav Smil, seorang ilmuwan lingkungan emeritus dari University of Manitoba, pernah mengatakan bahwa "kita menghancurkan Indonesia, membakar hutan agar kita dapat menanam kelapa sawit. Mengapa? Karena Anda ingin makan kue. Anda sejatinya tidak perlu makan begitu banyak kue.”
Sayangnya, kenyataannya, menghindari minyak kelapa sawit jauh lebih sulit daripada yang dibayangkan. Mengingat minyak kelapa sawit ditemukan di sekitar setengah dari semua produk di rak-rak toko kelontong, tidak semudah menghindari satu merek atau bahkan jenis produk.
Minyak kelapa sawit bahkan hadir dalam pola makan vegan. Meskipun ada alternatif untuk minyak kelapa sawit, minyak nabati atau minyak sayur lain seperti kedelai atau kanola semuanya memiliki serangkaian masalah dan kekurangannya sendiri.
Bagaimana minyak kelapa sawit dibandingkan dengan minyak nabati lainnya? Secara umum, minyak kelapa sawit lebih unggul.
Pertama, minyak kelapa sawit lebih murah daripada minyak nabati pesaing lainnya. Produk ini telah mempertahankan diskon lebih dari pesaing terdekatnya – minyak kedelai dan minyak bunga matahari – selama beberapa dekade.
Baca Juga: Mengapa Deforestasi Berbahaya dan Bagaimana Cara Menghentikannya?
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR