Nationalgeographic.co.id—Hujan, angin, atau cerah, Tahun Baru Lunar (juga dikenal sebagai Tahun Baru Imlek atau Festival Musim Semi) tetap menjadi peristiwa terpenting dalam kalender Tionghoa.
Ditandai dengan datangnya musim semi, tahun ini juga merayakan berakhirnya satu shio dan dimulainya shio berikutnya.
Tahun Baru Imlek adalah kesempatan yang tepat untuk berhubungan kembali dan memuaskan diri dengan camilan dan makanan lezat. Namun, ada banyak hal tentang Tahun Baru Imlek yang perlu diketahui dan dipelajari. Mulai dari legenda hingga tradisi dan hal-hal yang tabu.
1. Legenda Tahun Baru Lunar
Alasan diadakannya festival ini bermula dari legenda Nian – seekor binatang purba yang meneror penduduk desa. Nian memakan tanaman, ternak, dan terkadang bahkan anak-anak.
Ketika penduduk desa menyadari bahwa binatang itu adalah setengah banteng dengan kepala singa, mereka mengetahui kelemahannya. Rupanya, Nian takut warna merah, api, dan suara keras.
Dengan pengetahuan itu, Nian pun dikalahkan. Dengan demikian, lahirlah tradisi mengenakan pakaian merah, menyalakan kembang api, dan barongsai selama tahun baru.
Selama musim Tahun Baru, pemandangan yang umum adalah lautan warna merah. Dengan pakaian yang cerah, bungkusan merah tua, dan lentera merah tua serta spanduk dengan sentuhan aksen emas, merah tidak diragukan lagi adalah warna musim ini.
Ini karena warna merah dianggap membawa keberuntungan dan rejeki bagi semua orang. Hingga saat ini, sentuhan tradisional masih dapat dilihat pada gaya modern dengan motif khas Tiongkok mulai dari qipao dan cheongsam, hingga dekorasi dan ang bao.
2. Tarian barongsai wajib
Tahun Baru Imlek belum lengkap tanpa menyaksikan beberapa pertunjukan tari barongsai. Para penari yang sangat terampil ini mengenakan pakaian merah dan emas dengan kepala singa. Mereka memberikan pertunjukan yang penuh energi dengan iringan drum tradisional.
Baca Juga: Angpao, Simbol Perayaan Imlek dan Kebudayaan Masyarakat Tionghoa
3. Ajang kumpul keluarga
Tradisi umum lainnya di Tahun Baru Imlek adalah keluarga dan teman-teman berkumpul dan mengadakan makan malam reuni. Makan malam ini biasanya diadakan pada malam Tahun Baru.
Meskipun jeruk hingga nastar merupakan camilan yang sempurna, hidangan kukusan merupakan inti dari hidangan ini. Sebagian orang melakukan tradisi melempar Yusheng (juga dikenal sebagai Lo Hei) – sejenis salad ikan.
Di saat yang sama, mereka mengucapkan harapan kemakmuran. Diyakini bahwa semakin tinggi salad dilempar, semakin banyak kelimpahan dan keberuntungan yang Anda bawa ke dalam hidup Anda. Jadi, lemparkan salad tinggi-tinggi dan buat meja berantakan.
4. Saatnya bai nian
Hal pertama yang dilakukan orang selama Tahun Baru Imlek adalah 'bai nian' yang berarti saling menyapa dan mendoakan keberuntungan.
Hadiah tradisional selama Tahun Baru Imlek adalah bertukar sepasang jeruk mandarin dan memberikan angpao.
Orang dewasa dan anak-anak yang belum menikah menerima angpao ini dari anggota keluarga dan teman yang sudah menikah. Angpao diberikan sebagai imbalan atas ucapan selamat dan kesehatan yang baik.
5. Berkumpul bersama keluarga
Dengan semua perayaan yang berlangsung selama musim ini, persiapan Tahun Baru Imlek bisa jadi cukup melelahkan. Sebaiknya selalu ingat bahwa Tahun Baru Imlek adalah waktu bagi keluarga untuk lebih dekat dan akrab.
Hal terpenting adalah menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman untuk berbagi berkat keberuntungan dan menyambut tahun mendatang.
Baca Juga: Legenda Monster Nian dalam Perayaan Imlek dan Mitologi Tiongkok
6. Hindari pakaian hitam dan putih
Mode monokrom mungkin terlihat elegan, tetapi Tahun Baru Imlek identik dengan warna-warna cerah. Terutama merah. Mengenakan pakaian hitam dan putih secara tradisional dikaitkan dengan berkabung, jadi hindari mengenakannya. Terutama pada hari pertama Tahun Baru.
7. Jangan menyapu lantai pada Tahun Baru Imlek
Ingatlah untuk menyelesaikan semua pembersihan sebelum Tahun Baru Imlek dimulai. Menyapu dan membuang sampah melambangkan tersapunya kekayaan dan keberuntungan atau membuang keberuntungan dari rumah.
Pastikan Anda membersihkan dan membuang sampah sebelum tengah malam. Jika tidak, Anda harus menunggu hingga hari kedua tahun lunar baru.
8. Jangan mencuci atau memotong rambut tepat di Tahun Baru
Dalam budaya Tionghoa, kepala seseorang dikaitkan dengan permulaan. Dalam bahasa Tionghoa, rambut memiliki karakter yang sama dengan fa dalam facai yang berarti "menjadi kaya".
Memotong atau mencuci rambut dianggap sebagai tindakan membuang kekayaan dan keberuntungan seseorang. Beberapa orang bahkan bertindak ekstrem dengan tidak mandi sama sekali untuk mempertahankan keberuntungan mereka.
9. Jangan berbicara negatif
Mengutip dari laman Time Out, berhati-hatilah dengan apa yang Anda katakan selama masa ini. Orang Tionghoa percaya bahwa apa pun yang dikatakan di awal tahun akan menjadi preseden untuk tahun berikutnya.
Bahasa kotor, berbicara negatif, atau kata-kata seperti mati sebaiknya dihindari. Anda bisa mendoakan keberuntungan dan kesehatan bagi kerabat Anda untuk awal yang lebih baik.
10. Hindari membeli buku
Menurut kepercayaan, membeli buku selama Festival Musim Semi yang berlangsung selama 15 hari akan membawa kesialan.
Kata dalam bahasa Mandarin untuk buku (shu) terdengar sama persis dengan kata untuk kehilangan. Jadi membeli buku tepat setelah Tahun Baru dianggap mengundang kesialan.
Selain itu, hindari memberikan buku sebagai hadiah kepada siapa pun. Pasalnya, itu sama saja dengan mendoakan kesialan bagi mereka.
Apapun itu, Tahun Baru Imlek menjadi ajang berkumpul bersama bagi orang-orang Tionghoa di seluruh dunia.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR