Beberapa hari kemudian, komandan kapal dan sejumlah awak pilihan berangkat dengan perahu kecil menuju Batavia untuk meminta bantuan. Namun, di pulau itu, benih-benih kejahatan mulai tumbuh subur.
Di antara para penyintas, terdapat seorang tokoh yang haus kekuasaan bernama Jeronimus Cornelisz. Ia merupakan orang ketiga dalam hierarki komando di kapal Batavia dan telah lama merencanakan pemberontakan.
Dengan memanfaatkan kekacauan pasca karam, Cornelisz berhasil mengumpulkan sejumlah pengikut setia. Ketika kapal Batavia hancur berkeping-keping, ia dan kelompoknya bergabung dengan para penyintas di Pulau Beacon.
Cornelisz menyadari bahwa rencananya terbongkar. Para penyintas lainnya curiga dan khawatir akan tindakan balasan ketika komandan kapal kembali. Untuk mengamankan kekuasaannya, Cornelisz memerintahkan pengikutnya untuk menyita semua senjata dan membuangnya ke pulau-pulau di sekitar.
Tak berhenti sampai di situ, ia kemudian melancarkan aksi kekejaman yang tak terbayangkan. Lebih dari 100 jiwa, termasuk wanita dan anak-anak, menjadi korban pembantaian sadis atau dijadikan budak.
Selama lima bulan, Pulau Beacon berubah menjadi neraka duniawi di bawah kekuasaan despotik Cornelisz. Para penyintas hidup dalam ketakutan dan penderitaan. Namun, keadilan akhirnya datang.
Sebuah kapal penyelamat dari Batavia berhasil menemukan mereka. Cornelisz dan enam orang pengikut setianya ditangkap dan digantung di Pulau Long pada Oktober 1629, menandai eksekusi pertama yang tercatat dalam sejarah Australia.
Antara kehausan, penyakit, dan kekerasan
Penemuan bangkai kapal Batavia pada tahun 1963 membuka tabir sejarah kelam pelayaran Belanda di abad ke-17 itu.
Penggalian ekstensif yang dilakukan selama beberapa dekade berikutnya, terutama pada tahun 1970-an, telah mengungkap gambaran mengerikan tentang nasib para penumpang dan awak kapal yang terdampar di pulau-pulau terpencil di lepas pantai Australia Barat.
Pada tahun 2014 hingga 2019, sebuah tim arkeologi pimpinan Paterson melakukan penelitian intensif di kawasan ini. Salah satu penemuan paling mengejutkan adalah sebuah kuburan massal berisi sekitar selusin individu di Pulau Beacon.
Baca Juga: Cara Ahli Mengetahui Keberadaan Kapal Karam, Siapa Pemiliknya?
KOMENTAR