Menurut laporan komandan kapal, para tentara Belanda yang terdampar telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Mereka membuat senjata darurat dari bahan-bahan yang ada di sekitar mereka, seperti lingkaran dan paku yang diikat pada tongkat.
Senjata serupa juga ditemukan oleh para arkeolog di Pulau Long, berupa gada yang terbuat dari timah yang dilipat, dengan lubang untuk paku yang menonjol.
Bukti fisik yang paling mengerikan dari perlawanan ini adalah ditemukannya sisa-sisa tiang gantungan di Pulau Long. Di sinilah Cornelisz dan para pengikutnya yang kalah dalam pertempuran digantung setelah tangan mereka dipotong—sebuah hukuman yang umum di Belanda pada masa itu.
Dua orang pemberontak lainnya, yang dianggap kurang bersalah, diasingkan ke daratan utama Australia. Mereka menjadi orang Eropa pertama yang menetap secara permanen di benua ini, namun nasib mereka setelah itu tidak diketahui.
Kisah tragis dari Pulau West Wallabi ini telah menarik perhatian para sejarawan dan masyarakat luas, bahkan menjadi subjek sebuah opera.
Hosty dari museum nasional mengatakan kisah yang sering kali didukung oleh warga Australia Barat ini menunjukkan bahwa sejarah awal kolonisasi Eropa di Australia jauh lebih kompleks dan penuh kekerasan daripada yang sering digambarkan..
Paterson menambahkan bahwa selama ini, penjelajahan Kapten Cook pada tahun 1770-an sering dianggap sebagai titik awal sejarah Australia. Namun, penemuan di Pulau West Wallabi membuktikan bahwa ada banyak peristiwa penting lainnya yang terjadi jauh sebelum itu.
"Ini adalah pengingat bahwa bagian lain dari sejarah juga relevan dengan Australia," katanya.
KOMENTAR