"Pada dermatitis kontak, sel mast diaktifkan secara langsung oleh alergen, yang mendorong peradangan dan rasa gatal ringan," jelas Kaplan.
"Sebagai respons terhadap garukan, pelepasan substansi P mengaktifkan sel mast melalui jalur kedua, jadi alasan mengapa garukan memicu lebih banyak peradangan pada kulit adalah karena sel mast telah diaktifkan secara sinergis melalui dua jalur."
Sel mast adalah penyebab berbagai kondisi kulit inflamasi dan reaksi alergi, tetapi sel mast juga penting untuk melindungi terhadap bakteri dan patogen lainnya.
Karena itu, para peneliti bertanya-tanya apakah aktivasi sel mast yang dipicu oleh garukan dapat memengaruhi mikrobioma kulit.
Dalam percobaan yang dipimpin oleh rekan penulis Marlies Meisel, Ph.D., asisten profesor imunologi di Pitt, tim tersebut menunjukkan bahwa menggaruk mengurangi jumlah Staphylococcus aureus, bakteri paling umum yang terlibat dalam infeksi kulit, pada kulit.
"Temuan bahwa menggaruk meningkatkan pertahanan terhadap Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa hal itu dapat bermanfaat dalam beberapa konteks," papar Kaplan.
"Namun kerusakan yang ditimbulkan oleh menggaruk pada kulit mungkin lebih besar daripada manfaat ini jika gatal bersifat kronis."
Sekarang, para peneliti sedang menyelidiki terapi baru untuk dermatitis dan kondisi kulit inflamasi lainnya seperti rosacea dan urtikaria. Mereka hendak membuat terapi yang bisa menekan peradangan dengan menargetkan reseptor pada sel mast.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR