2. Mengizinkan para pengasing kembali ke kota.
3. Mengurangi jumlah kapal angkatan lautnya menjadi hanya 12 kapal, sementara sisanya diserahkan kepada Sparta.
Bagaimana Tiga Puluh Tiran Athena Berkuasa
Setelah kekalahan Athena, orang-orang Athena diperintahkan oleh Sparta untuk mengubah sistem pemerintahan mereka sesuai dengan kehendak Sparta. Mereka juga diwajibkan tunduk pada kekuasaan Sparta, baik dalam masa damai maupun perang.
Untuk memulai reformasi pemerintahan dan hukum, Athena menunjuk lima ephor, yang memberikan suara melalui phylarchoi, dewan kesukuan yang mewakili sebelas suku di Athena.
Namun, Ecclesia (majelis rakyat Athena) terpecah menjadi dua kubu: satu mendukung model pemerintahan oligarki, sementara kubu lain yang dipimpin oleh Theramenes menginginkan demokrasi.
Karena perdebatan ini berakhir tanpa solusi, Sparta turun tangan. Mereka memerintahkan Athena untuk menunjuk tiga puluh orang yang akan bertugas menyusun hukum dan konstitusi baru.
Dari tiga puluh orang tersebut, sepuluh dipilih oleh Theramenes, sepuluh oleh para ephor, dan sepuluh sisanya oleh Ecclesia.
Setelah berkuasa, Tiga Puluh Tiran langsung mengadili para pemimpin Athena yang sebelumnya menentang perdamaian dengan Sparta.
Mereka menjatuhkan hukuman mati kepada para pemimpin tersebut. Selanjutnya, mereka juga mengadili, mengeksekusi, dan mengasingkan orang-orang yang dianggap "tidak diinginkan" di Athena.
Di bawah kepemimpinan Critias, Tiga Puluh Tiran menjalankan pemerintahan yang penuh tirani. Mereka mengeksekusi, membunuh, dan mengusir ratusan warga Athena, sekaligus merampas harta benda korban-korban mereka. M
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR