Menurutnya, tidak tepat mengatakan, “Emas itu berwarna pirang” melainkan yang benar adalah “Emas adalah emas”. Demikian pula, tidak benar mengatakan, “Manusia itu fana” tetapi lebih tepat, “fana adalah fana.”
Antisthenes juga menolak definisi berdasarkan karakteristik esensial. Pemikirannya ini kemudian melahirkan prinsip utama dalam aliran Sinisme, yakni hidup dengan kemandirian penuh dari kebutuhan dunia luar, membatasi keinginan seminimal mungkin, serta melatih ketahanan terhadap penderitaan dan kesulitan. Ia menganggap kenikmatan, terutama kenikmatan seksual, sebagai keburukan terbesar.
Ajaran utama Antisthenes adalah bahwa kebajikan (virtue) merupakan satu-satunya kebaikan sejati dan sudah cukup untuk mencapai kebahagiaan. Ia percaya bahwa kebajikan terletak pada akal, pengendalian diri, dan hidup selaras dengan alam.
Menurutnya, hukum, tradisi, dan kepemilikan materi hanyalah hambatan yang memperbudak manusia terhadap keinginan yang tidak perlu serta institusi yang korup.
Antisthenes kerap berkata: "Kebajikan sejati tidak membutuhkan apa pun. Begitu pula orang bijak yang bertindak dan berperilaku sesuai dengan penilaiannya sendiri tidak membutuhkan hukum. Hukum hanya diperuntukkan bagi orang banyak dan mereka yang biasa-biasa saja, bukan bagi mereka yang terpilih."
Penolakan Antisthenes terhadap Nilai-Nilai Konvensional
Antisthenes adalah kritikus tajam terhadap nilai-nilai tradisional. Ia berpendapat bahwa kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan tidak memiliki makna sejati.
Baginya, mengejar hal-hal tersebut hanyalah belenggu yang mengikat manusia pada kehidupan yang dangkal.
Sebagai gantinya, ia menganjurkan hidup dalam kesederhanaan, di mana kebebasan sejati berasal dari kemandirian dan pembebasan diri dari ekspektasi sosial.
Dengan menolak norma-norma masyarakat, Antisthenes memperkenalkan konsep kebebasan yang melampaui batasan hukum dan adat buatan manusia. Ia berargumen bahwa seseorang dapat mencapai kebebasan sejati dengan menguasai hasratnya sendiri dan hidup berdasarkan prinsip rasional.
Menurutnya, orang bijak adalah mereka yang hidup selaras dengan alam, terbebas dari tekanan dan pengaruh eksternal.
Sains: Jamur Ini 'Makan' Radiasi Nuklir di Chernobyl, Mungkinkah Pulihkan Zona Mati Itu?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR