Namun, meerkat menyadari bahwa panggilan peringatan khusus dari drongo tersebut adalah tipuan.
Jadi, mereka berhenti menjatuhkan makanan dan bersembunyi saat mendengarnya.
Di sinilah bakat khusus drongo kemudian muncul.
Drongo tidak hanya mengenali panggilan peringatan dari hewan lain di sekitar mereka, namun mereka juga belajar meniru panggilan tersebut untuk keuntungan mereka sendiri.
Ketika drongo menyadari bahwa panggilan peringatan mereka sendiri tidak lagi berfungsi, mereka mulai meniru panggilan peringatan burung lain, atau bahkan meniru panggilan peringatan meerkat sendiri.
Secara teratur drongo menirukan panggilan peringatan dari spesies yang berbeda.
Hal ini membuat meerkat tetap waspada dan menjaga makanan mereka tetap aman.
Drongo mampu mempelajari suara dari spesies lain secara fleksibel dan memanfaatkannya untuk keuntungan mereka.
Ketika satu suara berhenti berfungsi, mereka beralih mempelajari suara baru yang berfungsi.
Thomas mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa hewan dapat menjadi pembelajar yang terbuka.
Thomas masih mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran drongo saat ia memanfaatkan panggilan peringatan palsu tersebut.
Tidak jelas apakah drongo bermaksud menipu hewan lain (yang akan menyiratkan proses kognitif yang lebih kompleks) atau apakah mereka baru saja belajar bahwa mengulang suara tertentu akan menghasilkan makanan.
Thomas mengatakan bahwa ia masih belum melihat bukti bahwa drongo muda memahami bahwa mereka menipu hewan lain saat mereka mulai menirukan suara peringatan dari spesies lain.
Namun, ia menunjukkan bahwa manusia muda juga mengulang suara yang tidak mereka pahami dan akhirnya mempelajari maknanya melalui trial and error.
Untuk saat ini, drongo memang menunjukkan beberapa ciri khas pembelajaran 'bahasa', tetapi masih banyak yang menjadi misteri.
Baca Juga: Mengapa Anda Sebaiknya (Tidak) Memelihara Anjing?
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR