Hasil penelitian ilmiah tersebut telah dipublikasikan di jurnal Global Change Biology pada 12 Februari 2025 berjudul “Late Holocene “Turn-Off” of Coral Reef Growth in the Northern Red Sea and Implications for a Sea-Level Fall”
Peneliti berharap, dengan adanya temuan ini, dapat menambah wawasan penting tentang ketahanan historis ekosistem terumbu karang dan bagaimana mereka merespons perubahan lingkungan dari waktu ke waktu.
Dalam penelitian tersebut, tim peneliti yang terdiri dari Dr. Bar Feldman dari Universitas Bar-Ilan, Prof. Aldo Shemesh dari Institut Weizmann, Dr. Yonathan Shaked dari Institut Ilmu Kelautan Antar-Universitas (IUI), Prof. Mick O’Leary dari Universitas Australia Barat, dan Prof. Huang Dunwei dari Universitas Nasional Singapura, melakukan pengambilan sampel inti karang yang ekstensif hingga sepanjang tiga meter.
Sampel-sampel ini memberikan gambaran yang belum pernah ada sebelumnya tentang sejarah pertumbuhan terumbu karang selama 10.000 tahun terakhir.
“Meskipun penelitian kami menunjukkan bahwa komunitas terumbu karang dapat pulih setelah gangguan besar, krisis iklim saat ini menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menuntut tindakan segera,” tutur Prof. Torfstein.
“Upaya konservasi untuk mengatasi ancaman modern yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, pengasaman laut, dan gangguan yang disebabkan oleh manusia, harus segera dilakukan,” pungkasnya.
Source | : | Hebrew University,SciTechDaily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR