Kedua, kurangnya "permanensi". Kompensasi karbon harus bersifat permanen. Proyek berbasis pohon, misalnya, berisiko kehilangan karbon yang tersimpan akibat kebakaran hutan.
Studi menunjukkan bahwa dalam empat tahun, setengah dari pohon yang diklaim dilindungi dalam program offset pelestarian hutan hilang. Sekuestrasi karbon tanah juga menghadapi masalah permanensi karena karbon yang disimpan di tanah permukaan mudah terlepas kembali ke atmosfer.
Ketiga, kurangnya "adisionalitas". Banyak proyek kompensasi mengklaim mengurangi emisi yang sebenarnya tidak akan pernah terjadi.
Penelitian tahun 2021 menemukan bahwa banyak ladang angin di India yang dibangun sebagai bagian dari program kompensasi karbon PBB akan tetap dibangun tanpa adanya offset. Investigasi Washington Post tahun 2024 menemukan bahwa banyak offset pelestarian hutan di Amazon mengklaim melindungi hutan yang sudah dilindungi.
Keempat, logika yang meragukan. Program Standar Bahan Bakar Rendah Karbon (LCFS) California menggunakan biofuel sebagai offset.
Meskipun biofuel dianggap mengurangi emisi dibandingkan bahan bakar fosil, biofuel masih melanggengkan penggunaan kendaraan berbahan bakar diesel dan seringkali terbuat dari limbah peternakan pabrik, yang juga merupakan sumber emisi besar.
Hal ini bertentangan dengan tujuan California untuk mencapai 100% kendaraan nol emisi pada tahun 2035.
Dampak kebijakan Trump
Meskipun pemerintahan Trump secara umum anti-lingkungan, dampaknya pada kompensasi karbon tidak langsung dan belum jelas.
Kebijakan Trump yang membatasi tindakan federal terkait pemanasan global mungkin tidak secara langsung mempengaruhi pasar kompensasi karbon karena pasar ini sebagian besar bersifat sukarela atau diatur di tingkat negara bagian.
Baca Juga: Setengah Emisi Karbon Global Berasal dari Hanya 36 Perusahaan Minyak, Siapa Terbesar?
Namun, kebijakan anti-lingkungan secara umum berpotensi meningkatkan emisi AS, yang secara paradoks dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk mencari kompensasi karbon.
Sebaliknya, pemotongan dana penelitian iklim oleh pemerintah federal dapat menghambat pengembangan teknologi penangkapan karbon yang berkelanjutan, yang terkadang digunakan dalam proyek kompensasi karbon.
Kesimpulan: Fokus pada pengurangan emisi sejati
Tina Swanson menekankan bahwa masalah utama bukanlah ide untuk membayar pihak lain untuk mengurangi emisi, tetapi konsep "offset" itu sendiri. Kompensasi karbon seringkali memberikan kesan palsu bahwa emisi dapat "dibatalkan" dengan mudah.
Nilai sebenarnya terletak pada tindakan nyata untuk mengurangi emisi di sumbernya. Meskipun membantu pihak lain mengurangi emisi itu baik, hal itu tidak boleh menjadi pengganti pengurangan emisi internal perusahaan sendiri.
Untuk mengatasi perubahan iklim secara efektif, fokus utama harus pada pengurangan emisi secara langsung dan signifikan, bukan hanya mengandalkan kompensasi yang seringkali tidak efektif.
KOMENTAR