Di lautan, di mana mikroplastik dapat melapisi permukaan alga, hilangnya produksi ikan dan makanan laut diperkirakan antara 1 juta hingga 24 juta ton per tahun, yang mencakup sekitar 7% dari total produksi dan protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi puluhan juta orang.
Para ilmuwan juga menggunakan metode kedua untuk menilai dampak mikroplastik pada produksi makanan, yaitu model pembelajaran mesin yang didasarkan pada data terkini tentang tingkat polusi mikroplastik. Mereka melaporkan bahwa model pembelajaran mesin tersebut menghasilkan hasil yang serupa dengan metode perhitungan pertama.
"Yang penting, efek buruk ini sangat mungkin meluas dari ketahanan pangan ke kesehatan planet," kata Profesor Zhong dan rekan-rekannya.
Penurunan tingkat fotosintesis akibat polusi mikroplastik juga berpotensi mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca penyebab pemanasan iklim, yang diserap dari atmosfer oleh ledakan fitoplankton besar di lautan Bumi. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem global yang lebih luas dan kompleks.
Profesor Richard Lampitt dari National Oceanography Centre di Inggris menekankan bahwa kesimpulan dari studi ini harus diperlakukan dengan hati-hati. "Saya memiliki kekhawatiran besar tentang kualitas data asli yang digunakan oleh model dan ini telah menyebabkan spekulasi berlebihan tentang efek kontaminasi plastik pada pasokan makanan," ujarnya.
Para peneliti mengakui perlunya lebih banyak data dan penelitian lanjutan, dan menyatakan bahwa data yang lebih komprehensif akan menghasilkan perkiraan yang lebih akurat di masa depan.
Negara-negara di dunia belum mencapai kesepakatan tentang perjanjian PBB untuk mengatasi polusi plastik pada bulan Desember tahun sebelumnya, namun pembicaraan mengenai perjanjian global ini akan dilanjutkan pada bulan Agustus mendatang. Para ilmuwan berpendapat bahwa studi mereka "penting dan tepat waktu untuk negosiasi yang sedang berlangsung dan pengembangan rencana aksi dan target."
Profesor Richard Thompson dari University of Plymouth menambahkan bahwa studi baru ini semakin memperkuat bukti yang menunjukkan perlunya tindakan segera untuk mengatasi polusi plastik.
"Meskipun prediksi dapat disempurnakan seiring tersedianya data baru, jelas ... bahwa kita perlu memulai solusi. Memastikan perjanjian tersebut mengatasi polusi mikroplastik adalah sangat penting," pungkasnya.
KOMENTAR