Harus diakui bahwa ada ketegangan antara Anne Boleyn dan Mary Tudor. Tapi kesalahan atas hal ini tidak sepenuhnya terletak pada Anne Boleyn. Dan ada bukti yang menunjukkan bahwa Anne Boleyn memang mencoba menghubungi Mary Tudor dan mendamaikan hubungan mereka. Sayangnya, gagasan tentang ibu tiri yang jahat tampak lebih menarik, sehingga garis antara rumor dan kenyataan menjadi kabur.
Dampak politik, sosial, dan agama dari perceraian Henry dengan Catharine dari Aragon terasa sangat luas. Bagi sebagian orang, dampaknya terasa lebih keras daripada yang lain, dan itu benar-benar mengubah kehidupan Mary Tudor.
Mary, seperti ibunya — dan hingga perceraian, ayahnya juga — sangat bersemangat dan berdedikasi pada gereja Katolik Roma. Dia percaya pada gagasan bahwa bangsawan dipilih oleh Tuhan untuk memerintah di bumi. Dan hal ini adalah sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat oleh manusia.
Mary Tudor benar-benar percaya pada posisi ibunya sebagai ratu Inggris dan bahwa itu adalah gelar yang diberikan kepadanya oleh Tuhan. Sebagai seorang putri, Mary juga dipilih oleh Tuhan untuk mengikuti jejak orang tuanya sebagai penguasa.
Namun, pandangan dunia yang telah tertanam dalam dirinya sejak lahir berubah ketika Anne Boleyn hadir dalam hidupnya. Henry VIII dan Anne Boleyn menikah pada tanggal 25 Januari 1533. Dari sinilah Mary dinyatakan tidak sah, kehilangan hak suksesi, dan dilarang menemui ibunya.
Ketika Elizabeth Tudor lahir pada bulan September 1533, situasinya memburuk. Mary Tudor dipaksa untuk mengakui saudara tirinya sebagai seorang putri dan melayaninya seolah-olah dia adalah seorang pelayan. Mary marah, kesal, bingung, dan dikhianati. Ia pun menjadi sangat sakit karena stres yang dibawa oleh kehidupan barunya.
Banyak dari hal ini disalahkan pada cara Anne Boleyn memperlakukan Mary sebagai anak tirinya. Contohnya adalah ketika mengunjungi putrinya Elizabeth di Hatfield House pada tahun 1534, tempat Elizabeth dan Mary sama-sama tinggal, Anne dilaporkan menuntut agar Mary datang dan "menghormatinya sebagai Ratu." Mary setuju untuk menemuinya tetapi menolak untuk mengakuinya sebagai ratu. Satu-satunya ratu bagi Mary adalah ibunya.
Faktanya adalah bahwa hubungan mereka tidak akan pernah mudah atau harmonis. Ya, Anne Boleyn mungkin pernah bersikap kasar atau memaksa terhadap Mary. Namun, Mary adalah putri ayahnya, mewarisi sifat keras kepala dan tekadnya.
Penolakannya yang total untuk mencoba bergaul dengan Anne Boleyn. Anne Boleyn sudah berusaha berbaikan, tentu saja membuatnya frustrasi dan menjadi alasan mengapa ia terkadang bersikap tidak adil terhadap anak tirinya.
Namun, kesengsaraan Mary Tudor benar-benar ada di tangan ayahnya, yang menyebut putrinya sebagai musuh terbesarnya. Henry VIII Ia adalah raja, dan ia adalah orang yang memegang kendali dalam kehidupan Mary Tudor setelah perceraiannya dengan ibunya. Namun Anne Boleyn difitnah sebagai ibu tiri jahat yang menjadi dalang Henry VIII.
Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang kehidupan Mary pada tahun-tahun ini berasal dari tulisan-tulisan duta besar Charles V untuk Inggris, Eustace Chapuys. Ia adalah pendukung kuat Catherine dari Aragon dan Mary Tudor. Chapuys tentu saja tidak menerima perceraian Henry dan pernikahan ulang berikutnya dengan Anne Boleyn.
Kesetiaan Chapuys jelas. Ia dikatakan membenci Anne dan bahkan menolak menyebutkan namanya. Jadi, menganggap catatannya tentang hubungan antara Anne Boleyn dan Mary Tudor sebagai kebenaran yang tidak memihak adalah naif. Setiap kesempatan untuk melemahkan, mendiskreditkan, dan menodai Anne Boleyn dan reputasinya akan diambil oleh Chapuys. Dan kejujuran bukan prioritas tulisannya.
Hubungan Anne Boleyn dan Mary Tudor adalah hubungan yang bisa dibilang sudah hancur sejak awal. Seorang putri muda yang ibunya, statusnya, dan hak istimewanya direnggut tidak akan bersikap baik kepada wanita yang baginya sepenuhnya bertanggung jawab. Keduanya harus disalahkan atas hubungan mereka yang buruk.
Tapi yang menyatukan mereka adalah bahwa mereka berdua adalah korban Henry VIII dan cara-cara tiraninya. Henry VIII akhirnya mengirim Anne Boleyn ke kematiannya pada tahun 1536 dan hubungannya dengan Mary Tudor hampir tidak membaik setelahnya. Semua itu menunjukkan bahwa Henry VIII masalah sebenarnya selama ini.
Baik Mary Tudor maupun Anne Boleyn tidak mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan. Mereka berdua menderita karena Henry VIII.
Anne Boleyn adalah tokoh yang sangat diincar dan kontroversial. Keberadaannya membuat banyak orang marah dan cemburu hanya karena keberadaannya. Sama seperti saat ini, rumor dan kebohongan adalah cara mudah bagi orang-orang kuat untuk mendiskreditkannya demi keuntungan atau agenda mereka.
Banyak rumor tentangnya tidak pernah benar-benar terbukti benar. Tapi ketiga rumor di ata tetap berhasil bertahan dalam sejarah dan berubah dari fiksi menjadi fakta.
Namun, seiring semakin banyak orang berusaha menemukan kebenaran, tokoh-tokoh sejarah seperti Anne Boleyn akan menceritakan kisah mereka sebagaimana adanya. Dan rumor yang telah mengikuti ingatan Anne Boleyn selama berabad-abad mulai terungkap.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR