Nationalgeographic.co.id—Anne Boleyn adalah sosok dari sejarah yang reputasinya tampaknya telah ada sejak lama. Pernah menjadi ratu Inggris, kehidupan dan perannya di istana Tudor melambungkan namanya ke dunia pengetahuan umum.
Namun, apa yang terjadi jika Anda bertanya kepada orang asing untuk menceritakan sesuatu tentang Anne Boleyn? Kemungkinan besar mereka akan menyebutkan rumor umum berusia 500 tahun.
Berikut beberapa rumor seputar kehidupan Anne Boleyn yang harus dibantah.
Anne Boleyn menuntut untuk menjadi ratu Inggris
Keyakinan umum tentang Anne Boleyn adalah bahwa ia pada dasarnya adalah seorang perusak rumah tangga. Ia dikisahkan mencari Henry VIII yang sudah menikah dan merayunya untuk keuntungan politiknya sendiri.
Anne Boleyn bahkan digambarkan sebagai orang yang haus kekuasaan. Muncul klaim bahwa ia menolak upaya rayuan Henry VIII kecuali Henry menceraikan Catharine dari Aragon dan menjadikannya ratu.
Kebenaran tentang hubungan cinta antara Anne Boleyn dan Henry VIII bukankan tentang seorang wanita yang haus kekuasaan. Sebaliknya, kisah mereka adalah kisah tentang seorang pria berkuasa yang tidak mau menerima penolakan.
Henry mengirim banyak surat kepada Anne. Dalam suratnya, ia mengungkapkan cinta dan keinginannya, serta penolakannya untuk menyerah dalam mendapatkan kasih sayang Anne.
Anne harus berhati-hati dalam menangani situasi yang dialaminya, karena menyinggung raja akan berakibat buruk. Henry adalah orang yang terus-menerus mengejarnya selama bertahun-tahun, saat masih menikah dengan Catharine dari Aragon. Namun, entah bagaimana, Anne menjadi kambing hitam atas memburuknya hubungan Henry dengan Catherine.
Detail penting yang menjadi dasar hubungan mereka adalah bahwa Anne bukanlah putri Boleyn pertama yang menarik perhatian Henry VIII. Faktanya, kakak perempuannya, Mary Boleyn, sebelumnya adalah wanita simpanan Henry.
Tidak diketahui secara pasti kapan dugaan perselingkuhan mereka dimulai atau berapa lama berlangsung. Tapi diketahui bahwa Henry menghadiri pernikahan Mary dengan William Carey, pada bulan Februari 1520.
Baca Juga: Apa yang Terjadi dengan Elizabeth I Setelah Anne Boleyn Meninggal?
Henry juga sering disebut sebagai ayah dari dua anak Mary, tetapi raja tidak pernah mengakui mereka sebagai anaknya. “Tidak seperti mantan simpanan lainnya, Elizabeth Blount, yang putranya, Henry, secara resmi diakui sebagai anaknya. Bahkan anak itu diberi nama Henry FitzRoy,” tulis Aloise Sauthier di laman The Collector.
Fakta bahwa saudara perempuannya pernah menjadi simpanan Henry tentu membuat Anne ekstra hati-hati saat Henry mendekatinya. Ia takut mengalami nasib serupa, yakni menjadi sumber hiburan sementara bagi raja, yang pada akhirnya akan disingkirkan begitu saja.
Beredar rumor bahwa Anne menolak hubungan apa pun dengan Henry kecuali jika ia mengangkatnya menjadi ratu. Tapi kemungkinan besar rumor itu muncul demi untuk menunda keterlibatan resmi Anne Boleyn dengan raja.
Sekali lagi, jika mempertimbangkan realitas situasi, ini adalah penjelasan yang lebih logis. Perceraian bukanlah sesuatu yang umum dilakukan, jika memang dilakukan, pada masa Tudor.
Apakah Anne benar-benar berharap bahwa permintaan untuk menjadi istri Henry dan ratu Inggris akan ditanggapi dengan serius? Catherine adalah putri bangsawan Spanyol, bagian dari dinasti kerajaan yang kuat. Dan Anne hanyalah seorang wanita bangsawan Inggris. Dalam hal status, Catherine memiliki lebih banyak hal daripada Anne.
Anne Boleyn tahu bahwa permintaannya kepada Henry tidak akan realistis. Jika Anne Boleyn menolak lamarannya kecuali Henry mengangkatnya menjadi ratu, kemungkinan besar Henry akan melupakannya dan mencari pilihan yang lebih mudah.
Penolakan awal Anne Boleyn untuk menjalin hubungan dengan Henry VIII telah dipelintir sedemikian rupa. Tujuannya adalah agar sesuai dengan narasi tersembunyi yang menggambarkan Anne Boleyn sebagai orang yang licik dan haus kekuasaan.
Bukan hal yang aneh bagi wanita yang berpikiran mandiri untuk disalahartikan niatnya untuk melemahkan mereka. Sayangnya bagi Anne, kenyataan ini mengganggu paruh kedua hidupnya, ketika tampaknya semua orang ingin menyingkirkannya.
Apakah Anne Boleyn adalah seorang penyihir?
Mungkin rumor yang paling terkenal tentang Anne Boleyn adalah bahwa dia seorang penyihir. Bukti yang terkenal untuk ini adalah bahwa dia memiliki enam jari di tangan kanannya. Yang sering diabaikan tentang rumor ini muncul setelah Anne Boleyn meninggal.
Baca Juga: Bagaimana Pernikahan Henry VIII dan Anne Boleyn Picu Reformasi Agama di Inggris?
Pada tahun 1585, satu-satunya anak Anne Boleyn yang masih hidup dengan Henry VIII, Elizabeth I, menjadi ratu. Di tahun ini, Nicholas Sander menulis bukunya Rise and Growth of the Anglican Schism. Dalam bukunya, ia menyebutkan bahwa Anne Boleyn memiliki gigi yang menonjol di bawah bibir atasnya dan di tangan kanannya terdapat enam jari.
Klaim Sander tentang Anne Boleyn dan sifat-sifatnya yang seperti penyihir adalah titik awal yang paling menonjol untuk rumor ini. Tapi hal itu tidak ditulis di bawah pengaruh kebenaran. Keadaan keagamaanlah yang memotivasi Sander. Sebagai seorang Katolik, Sander tidak mendukung Elizabeth I yang beragama Protestan yang memerintahnya.
Sander membenci Elizabeth I dan ibunya, Anne Boleyn. Ia menyalahkan keduanya karena Inggris memisahkan diri dari Katolik Roma.
Jika Anne Boleyn tidak muncul, Henry mungkin tidak akan pernah mengalami apa yang digambarkan sebagai “Perkara Besar Raja”. Sang raja bahkan mungkin akan mempertahankan Inggris sebagai kerajaan Katolik.
Hal inilah yang membuat Sander marah, sehingga ia pun mulai mencoreng reputasi Anne. Ia pun mencoba melucuti kekuasaan dan legitimasi Elizabeth I sebagai seorang ratu.
Entah bagaimana, rumor itu pun berubah menjadi kepercayaan umum dan menjadi kenyataan ratusan tahun setelah bukunya diterbitkan. Namun, rumor ini dapat dengan mudah diabaikan jika dipikirkan dalam konteks waktu itu.
Pada saat itu, dinyatakan bersalah atas ilmu sihir dapat mengakibatkan hukuman gantung. Jadi, tanda-tanda ilmu sihir apa pun ditanggapi dengan sangat serius.
Jika Anne benar-benar memiliki enam jari, ia tidak akan pernah dipekerjakan sebagai salah satu dayang Catherine dari Aragon. “Apalagi menikah dengan raja Inggris,” tambah Sauthier. Jari tambahan, serta gigi yang menonjol yang disebutkan sebelumnya, setidaknya akan dianggap sebagai kelainan bentuk. Semua itu pasti akan mencegahnya untuk maju sejauh yang ia capai di istana.
Penyihir adalah rumor yang sayangnya melekat pada Anne selama ia dikenang. Namun, rumor itu salah dan telah secara resmi didiskreditkan oleh para sejarawan dan penulis Tudor yang sangat disegani.
Tidak ada pula bukti dari masa ketika Anne Boleyn masih hidup yang membuktikan atau bahkan menunjukkan bahwa rumor itu benar Mengenai Nicholas Sander, ia tidak pernah mengenal Anne Boleyn dan baru berusia 6 tahun ketika Anne meninggal.
Anne Boleyn bersikap mengerikan terhadap Putri Mary
Sering dilaporkan bahwa ketika Anne Boleyn menjadi ratu, dia adalah ibu tiri jahat yang stereotip terhadap Mary Tudor. Mary Tudor adalah putri Henry dengan Catherine dari Aragon.
Harus diakui bahwa ada ketegangan antara Anne Boleyn dan Mary Tudor. Tapi kesalahan atas hal ini tidak sepenuhnya terletak pada Anne Boleyn. Dan ada bukti yang menunjukkan bahwa Anne Boleyn memang mencoba menghubungi Mary Tudor dan mendamaikan hubungan mereka. Sayangnya, gagasan tentang ibu tiri yang jahat tampak lebih menarik, sehingga garis antara rumor dan kenyataan menjadi kabur.
Dampak politik, sosial, dan agama dari perceraian Henry dengan Catharine dari Aragon terasa sangat luas. Bagi sebagian orang, dampaknya terasa lebih keras daripada yang lain, dan itu benar-benar mengubah kehidupan Mary Tudor.
Mary, seperti ibunya — dan hingga perceraian, ayahnya juga — sangat bersemangat dan berdedikasi pada gereja Katolik Roma. Dia percaya pada gagasan bahwa bangsawan dipilih oleh Tuhan untuk memerintah di bumi. Dan hal ini adalah sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat oleh manusia.
Mary Tudor benar-benar percaya pada posisi ibunya sebagai ratu Inggris dan bahwa itu adalah gelar yang diberikan kepadanya oleh Tuhan. Sebagai seorang putri, Mary juga dipilih oleh Tuhan untuk mengikuti jejak orang tuanya sebagai penguasa.
Namun, pandangan dunia yang telah tertanam dalam dirinya sejak lahir berubah ketika Anne Boleyn hadir dalam hidupnya. Henry VIII dan Anne Boleyn menikah pada tanggal 25 Januari 1533. Dari sinilah Mary dinyatakan tidak sah, kehilangan hak suksesi, dan dilarang menemui ibunya.
Ketika Elizabeth Tudor lahir pada bulan September 1533, situasinya memburuk. Mary Tudor dipaksa untuk mengakui saudara tirinya sebagai seorang putri dan melayaninya seolah-olah dia adalah seorang pelayan. Mary marah, kesal, bingung, dan dikhianati. Ia pun menjadi sangat sakit karena stres yang dibawa oleh kehidupan barunya.
Banyak dari hal ini disalahkan pada cara Anne Boleyn memperlakukan Mary sebagai anak tirinya. Contohnya adalah ketika mengunjungi putrinya Elizabeth di Hatfield House pada tahun 1534, tempat Elizabeth dan Mary sama-sama tinggal, Anne dilaporkan menuntut agar Mary datang dan "menghormatinya sebagai Ratu." Mary setuju untuk menemuinya tetapi menolak untuk mengakuinya sebagai ratu. Satu-satunya ratu bagi Mary adalah ibunya.
Faktanya adalah bahwa hubungan mereka tidak akan pernah mudah atau harmonis. Ya, Anne Boleyn mungkin pernah bersikap kasar atau memaksa terhadap Mary. Namun, Mary adalah putri ayahnya, mewarisi sifat keras kepala dan tekadnya.
Penolakannya yang total untuk mencoba bergaul dengan Anne Boleyn. Anne Boleyn sudah berusaha berbaikan, tentu saja membuatnya frustrasi dan menjadi alasan mengapa ia terkadang bersikap tidak adil terhadap anak tirinya.
Namun, kesengsaraan Mary Tudor benar-benar ada di tangan ayahnya, yang menyebut putrinya sebagai musuh terbesarnya. Henry VIII Ia adalah raja, dan ia adalah orang yang memegang kendali dalam kehidupan Mary Tudor setelah perceraiannya dengan ibunya. Namun Anne Boleyn difitnah sebagai ibu tiri jahat yang menjadi dalang Henry VIII.
Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang kehidupan Mary pada tahun-tahun ini berasal dari tulisan-tulisan duta besar Charles V untuk Inggris, Eustace Chapuys. Ia adalah pendukung kuat Catherine dari Aragon dan Mary Tudor. Chapuys tentu saja tidak menerima perceraian Henry dan pernikahan ulang berikutnya dengan Anne Boleyn.
Kesetiaan Chapuys jelas. Ia dikatakan membenci Anne dan bahkan menolak menyebutkan namanya. Jadi, menganggap catatannya tentang hubungan antara Anne Boleyn dan Mary Tudor sebagai kebenaran yang tidak memihak adalah naif. Setiap kesempatan untuk melemahkan, mendiskreditkan, dan menodai Anne Boleyn dan reputasinya akan diambil oleh Chapuys. Dan kejujuran bukan prioritas tulisannya.
Hubungan Anne Boleyn dan Mary Tudor adalah hubungan yang bisa dibilang sudah hancur sejak awal. Seorang putri muda yang ibunya, statusnya, dan hak istimewanya direnggut tidak akan bersikap baik kepada wanita yang baginya sepenuhnya bertanggung jawab. Keduanya harus disalahkan atas hubungan mereka yang buruk.
Tapi yang menyatukan mereka adalah bahwa mereka berdua adalah korban Henry VIII dan cara-cara tiraninya. Henry VIII akhirnya mengirim Anne Boleyn ke kematiannya pada tahun 1536 dan hubungannya dengan Mary Tudor hampir tidak membaik setelahnya. Semua itu menunjukkan bahwa Henry VIII masalah sebenarnya selama ini.
Baik Mary Tudor maupun Anne Boleyn tidak mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan. Mereka berdua menderita karena Henry VIII.
Anne Boleyn adalah tokoh yang sangat diincar dan kontroversial. Keberadaannya membuat banyak orang marah dan cemburu hanya karena keberadaannya. Sama seperti saat ini, rumor dan kebohongan adalah cara mudah bagi orang-orang kuat untuk mendiskreditkannya demi keuntungan atau agenda mereka.
Banyak rumor tentangnya tidak pernah benar-benar terbukti benar. Tapi ketiga rumor di ata tetap berhasil bertahan dalam sejarah dan berubah dari fiksi menjadi fakta.
Namun, seiring semakin banyak orang berusaha menemukan kebenaran, tokoh-tokoh sejarah seperti Anne Boleyn akan menceritakan kisah mereka sebagaimana adanya. Dan rumor yang telah mengikuti ingatan Anne Boleyn selama berabad-abad mulai terungkap.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR