"Greenpeace telah lama berkampanye untuk menghentikan penambangan laut dalam di Pasifik karena kerusakan yang dapat ditimbulkannya terhadap ekosistem laut dalam yang rapuh," kata organisasi lingkungan tersebut.
Dengan adanya penemuan oksigen gelap, dikhawatirkan hal ini akan semakin mengancam ekosistem laut dalam.
Penemuan oksigen gelap sendiri terjadi di Zona Clarion-Clipperton, wilayah bawah laut yang luas di Samudra Pasifik antara Meksiko dan Hawaii tersebut semakin diminati oleh perusahaan pertambangan.
Tersebar di dasar laut empat kilometer (2,5 mil) di bawah permukaan laut, nodul polimetalik mengandung mangan, nikel, dan kobalt, logam yang digunakan dalam baterai mobil listrik dan teknologi rendah karbon lainnya.
Sebagai tambahan, penelitian yang menghasilkan penemuan oksigen gelap sebagian didanai oleh bisnis pertambangan laut dalam Kanada, The Metals Company, yang ingin menilai dampak ekologis dari eksplorasi tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh pakar ekologi laut Andrew Sweetman dan timnya tersebut banyak dikritik karena penuh dengan "cacat metodologis."
Michael Clarke, manajer lingkungan di The Metals Company, mengatakan kepada AFP bahwa temuan tersebut lebih dapat dikaitkan secara logis dengan teknik ilmiah yang buruk dan ilmu pengetahuan yang buruk daripada fenomena yang belum pernah diamati sebelumnya.
Keraguan ilmiah
Temuan Sweetman terbukti eksplosif, dengan banyak orang di komunitas ilmiah menyatakan keberatan atau menolak kesimpulannya.
Sejak Juli, lima makalah penelitian ilmiah akademis yang membantah temuan Sweetman telah diserahkan untuk ditinjau dan diterbitkan.
Matthias Haeckel, ahli biogeokimia di Pusat Penelitian Kelautan GEOMAR Helmholtz di Kiel, Jerman mengatakan Sweetman tidak memberikan bukti yang jelas untuk pengamatan dan hipotesisnya.
Baca Juga: Oksigen Gelap Terungkap di Laut Dalam, Masa Depan Bumi Terancam?
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR