Nationalgeographic.co.id—Jalur Sutra adalah jaringan rute perdagangan darat dan laut yang menghubungkan beberapa bagian benua Afrika, Asia, dan Eropa. Jalur Sutra banyak digunakan untuk perdagangan dari sekitar tahun 200 SM hingga pertengahan abad ke-15.
Jaringan ini memungkinkan barang dagangan seperti kain, rempah-rempah, dan perhiasan menyebar ke seluruh wilayah. Bahkan dalam beberapa kasus, budaya dan agama pun ikut menyebar. Namun bagaimana Jalur Sutra membantu penyebaran agama?
Peradaban yang berbeda yang menggunakan jaringan ini berdagang. Mereka saling berinteraksi, dan hidup berdampingan satu sama lain. Dan seiring waktu, mereka mulai memengaruhi budaya satu sama lain.
Masyarakat yang tinggal dan berdagang di sepanjang rute tersebut termasuk masyarakat dari Tiongkok kuno, Timur Tengah, dan bahkan Jepang. Mereka membawa serta beberapa agama unik seperti Buddha, Yahudi, Kristen, Zoroastrianisme, dan Islam.
Bagaimana Agama Buddha Menyebar di Sepanjang Jalur Sutra?
Campuran budaya di sepanjang Jalur Sutra memengaruhi kepercayaan masyarakat di sana serta orang-orang yang menggunakan rute tersebut. Jadi, selama lebih dari dua ribu tahun, Jalur Sutra membantu menyebarkan agama di seluruh Eurasia.
Buddha adalah salah satu agama besar pertama yang menyebar di sepanjang Jalur Sutra. Dimulai sekitar abad ke-5 SM di India timur laut, agama ini mencapai wilayah seperti Afghanistan dan Pakistan. Afganistan dan Pakistan merupakan persimpangan utama yang terletak di sepanjang Jalur Sutra, pada abad ke-1 SM.
“Para pedagang Buddha membangun tempat-tempat suci di sepanjang Jalur Sutra,” tulis Ryan Watson di laman The Collector.
Dan seiring berjalannya waktu, banyak orang yang bepergian atau tinggal di sepanjang rute tersebut memeluk agama tersebut karena penyebarannya yang luas. Aspek ini membantu mempercepat penyebaran agama tersebut.
Salah satu ajaran utama agama Buddha adalah bahwa hidup itu sementara dan penuh dengan penderitaan. Namun, agama Buddha memberikan harapan.
Ajarannya menekankan bahwa dengan mengikuti praktik-praktik Buddha, para penganutnya dapat terbebas dari siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali. Juga mencapai keadaan nirwana. Pesan tersebut menarik bagi banyak orang, sehingga memungkinkan agama Buddha untuk dengan mudah melampaui batas-batas wilayah, hambatan bahasa, dan budaya.
Baca Juga: Lewat Jalur Sutra, Kucing Domestik Pertama Tiba di Kekaisaran Tiongkok
Bagaimana Agama Buddha Menyebar di Tiongkok?
Berdasarkan catatan sejarah, agama Buddha tiba di Tiongkok sekitar pertengahan abad ke-1. Setelah itu, agama tersebut berkembang karena dukungan dari pemerintah dan rakyat yang membangun biara dan kuil. Sekitar waktu itu, guru-guru Buddha dari Asia Tengah juga mulai menerjemahkan teks-teks suci ke dalam bahasa Mandarin.
Pada abad ke-6, agama Buddha menyebar dari Tiongkok ke Jepang dan Korea. Ajaran Buddha sangat menonjol serta diterima secara luas di Tiongkok hingga Dinasti Tang runtuh pada abad ke-9. Bahkan setelah itu, agama Buddha dipraktikkan secara luas tetapi tetap lebih sebagai praktik pribadi.
Bagaimana Agama Kristen Menyebar di Sepanjang Jalur Sutra?
Berbagai bentuk agama Buddha semakin populer di sepanjang Jalur Sutra, termasuk Chan, campuran antara agama Buddha dan Taoisme.
Perubahan yang hampir serupa terjadi di Israel. Di sana, sekelompok kecil orang memulai agama yang berkembang pesat yang disebut agama Kristen. Pertumbuhan tersebut terjadi setelah 50 SM. Akhirnya, agama Kristen menyebar ke wilayah lain. Agama tersebut mencapai Jalur Sutra sekitar abad ke-7.
Bagaimana Islam Menyebar di Sepanjang Jalur Sutra?
Jalur Sutra menyebabkan perubahan agama-agama lama di wilayah sekitarnya mulai dari Asia Tenggara hingga India. Akhirnya, Islam menjadi agama yang paling menonjol di jaringan Jalur Sutra. Saat ini, banyak orang yang tinggal di Jalur Sutra lama menganut agama Islam.
Setelah Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 M, para khalifah (pemimpin) Muslim mulai menyerbu wilayah lain dan mendirikan dinasti. Wilayah tersebut meliputi Timur Tengah, Levant, dan sebagian Afrika Utara. Agama Islam menyebar ke wilayah tersebut.
Meski demikian, perpindahan agama ke Islam tidak terjadi secara langsung. Para pedagang, guru, dan pemimpin Muslim dianggap berperan penting dalam penyebaran agama tersebut selama bertahun-tahun. Meskipun ada perpindahan agama secara paksa di beberapa wilayah, di beberapa wilayah, orang-orang berpindah agama ke Islam tanpa berperang.
Selain barang, Jalur Sutra juga turut menyebarkan agama serta budaya di sepanjang jaringannya.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR