Ada kemungkinan juga bahwa dinosaurus telah mengembangkan pertahanan baru terhadap dingin selama cuaca ekstrem.
Akankah dinosaurus berevolusi menjadi lebih cerdas?
Jika diberi cukup waktu, dapatkah dinosaurus berevolusi menjadi makhluk yang lebih cerdas?
Sebuah eksperimen pemikiran dilakukan oleh ahli paleontologi Dale Russell pada tahun 1982. Ia bertanya-tanya apakah dinosaurus troodontida dapat mengembangkan kesadaran jika mereka tidak mati dalam kepunahan massal akhir Zaman Kapur.
Russell menjuluki mereka dinosaurus humanoid atau dinosauroid. Ia mendasarkan gagasan ini pada fakta bahwa satu spesies troodontida sudah memiliki otak besar, penglihatan stereoskopis, jari-jari yang berlawanan, dan perawakan bipedal. Dinosaurus troodontida mungkin telah berevolusi untuk memiliki kecerdasan ensefalisasi yang mirip dengan Homo sapiens jika mereka bertahan hidup.
Namun selama bertahun-tahun, ahli paleontologi telah menepis gagasan ini, menyebutnya tidak realistis dan terlalu antropomorfik. Sebuah studi dilakukan pada tahun 2023 bertajuk “Could theropod dinosaurs have evolved to a human level of intelligence?” Studi itu menemukan bahwa baik troodon maupun dinosaurus lain tidak dapat memulai garis keturunan seperti primata yang berevolusi ke tingkat kecerdasan manusia.
Meski demikian, burung modern menunjukkan bahwa dinosaurus mungkin cukup cerdas.
“Dinosaurus yang hidup saat ini — burung — benar-benar cerdas,” kata Brusatte. “Mereka sebenarnya memiliki lebih banyak neuron di otaknya daripada mamalia, secara rata-rata. Tetapi dapatkah burung suatu hari mencapai kognisi seperti manusia? Saya tidak tahu.”
Apa yang akan terjadi pada mamalia bila dinosaurus tidak punah?
Evolusi mamalia akan menghadapi kemunduran yang parah jika asteroid itu tidak menghantam. Bila dinosaurus besar bertahan hidup, mamalia kecil mungkin tidak memiliki kesempatan yang sama untuk berevolusi dan tumbuh lebih besar.
“Saya menduga bahwa mamalia sebagian besar atau seluruhnya akan tetap kecil selama jutaan tahun lagi,” katanya.
“Meskipun dengan suhu yang mendingin dan Zaman Es terakhir, hal itu mungkin memberi mamalia kecil kesempatan untuk tumbuh lebih besar. Dan mungkin dinosaurus raksasa akan punah.” Di masa itu, mamalia merupakan makhluk berbulu berdarah panas yang dapat menahan dingin.
Namun itu tidak berarti bahwa manusia akan muncul. “Meskipun mamalia kecil berbulu mungkin masih hidup dengan baik, manusia kemungkinan besar tidak akan pernah berevolusi,” ungkap Paul Sereno. Sereno adalah seorang paleontolog dan profesor biologi di Universitas Chicago.
“Kita berevolusi di dunia mamalia yang mustahil terjadi dengan dinosaurus non-unggas besar yang berkeliaran,” kata Sereno. “Kita tidak akan pernah bisa dihindari.”
Sebuah studi diterbitkan pada tahun 2021 bertajuk “Mammaliaform extinctions as a driver of the morphological radiation of Cenozoic mammals”. Studi itu menemukan bahwa kepunahan dinosaurus darat memberi nenek moyang primata kesempatan untuk berkembang dan berevolusi. Jika asteroid itu tidak menabrak Bumi, kemungkinan besar manusia, tidak akan pernah ada.
“Sejarah akan sangat berbeda,” kata Brusatte. “Nenek moyang kita pasti tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk berevolusi.”
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR