Meskipun mungkin lamban menurut standar manusia, kecepatannya cukup untuk membingungkan teknologi kita. Alat geolokasi – seperti Sistem Pemosisian Global (GPS) milik AS, GLONASS milik Rusia, Galileo milik Uni Eropa, dan BeiDou milik Tiongkok – menggunakan satelit untuk menentukan lokasi dalam kaitannya dengan titik referensi yang diketahui.
Namun, satelit-satelit ini beroperasi berdasarkan sistem koordinat tetap, sementara daratan itu sendiri perlahan bergeser. Seiring waktu, pergerakan ini menciptakan ketidaksesuaian antara lokasi yang diperkirakan peta dan lokasi sebenarnya.
Hingga tahun 2017, Australia menggunakan koordinat dari tahun 1994. Selama 23 tahun, koordinat tersebut menjadi tidak sinkron dengan lempeng tektonik sejauh 1,6 meter.
Kondisi tersebut memaksa Australia untuk memperbarui sistem. Sebenarnya, titik lokasi Australia secara resmi pindah 1,8 meter ke timur laut.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR